Aku & Ngopi Saraosna V.5

Sekilas kehadiran di dalam aneka kesibukan kerjaan karena kopi adalah panggilan hati.

Sebuah surga bagi penikmat kopi, ajang jumpa tempat bersua para petani, roaster man dan barista tersaji apik di sepanjang mata memandang di halaman depan, samping kanan dan kiri hingga parkiran area gedung sate dalam acara Ngopi saraosna volume 5 yang digawangi Humas Jabar.

Sebuah acara yang dinanti banyak pihak tak terkecuali diriku, penikmat kopi dadakan hehehehe…..

***

Agenda rapat begitu padat dari pagi hingga sore, tapi agenda ngopi saraosna volume 5 jangan terlewatkan, apalagi banyak acaranya nggak hanya urusan festival kopi… bejibun acara dengan bertabur hadiah… yang jelas ultah BJB ke 57 dengan artis2 papan atas nasional, Sheila Majid-Padi-TantriKotak… ada juga Pagelaran wayang golek dan juga festival teh jawa barat… trus ada juga harmoni budaya antara jawa dan sunda yang ditandai dengan peresmian 3 ruas jalan yang bernama jalan Majapahit, Hayam Wuruk dan Citraresmi.

Buat para Barista, kompetisi menjadi ajang pembuktian diri sekaligus silaturahmi…. rameee dech.

Tapi…. nggak bisa semua diikutin karena tugas abdi negara adalah yang utama, jadi setelah tuntas tugas barulah bergegas menuju tempat acara yang dikemas begitu bengras dan bisa diakses masyarakat luas.

***

Sambil berjalan cepat melewati stand-stand tenda putih yang berjajar rapih, mata tengok kanan kiri dan semuanya menyajikan kopi asli, baik berupa green bean, hasil rosting yang di packing dengan ciamik plus peralatan standar untuk menyajikan para penikmat gratisan yang datang untuk sekedar penasaran mencoba rasa ataupun yang serius menikmati dan akhirnya jadi pembeli.

Pertama IPOK ALEUH, kedua Kopi Cimanong dengan merk dagang DIQ coffee yang mengklaim tastenya Bonteng eh Cucumber eh Ketimun… eta eta keneh…. trus bergerak lagi, banyaaak kopiii. Pinginnya beli atu-atu, apadaya modal tak memenuhi… jadii….. menelan air liur aja dulu. Nggak lupa mampir di Kopi Kiwari Farmernya yang punya Produk Kopi Arabica manglayang sebagai yang ketiga.

Keempat…. nyebrangin panggung depan gedung sate yang berdiri megah dan lagi acara…

Tapi karena waktu terbatas sebelum jumatan, segera hunting kopi di stand selanjutnya… keempat dapetnya Kopi Mayapada Pangalengan yang di klaim tastenya Strawberry dan Peach dengan proses natural honey… oke deh.. ntar di coba.

Kelima, kopi garut yang di roasting sama roaster-man handal, kang dikdik yang jenaka dan bersahaja. Banyak pilihan kopi, tapi lagi-lagi sang budget bernyanyi. Terpaksa harus memilih yang terbaik dari yang baik….. pilihannya Bean Kopi Pangauban Garut, langsung diseduh sama sang barista… manual brew spesial dengan flat bottom blue bottle… wuih suatu kehormatan…. selain rasa khas arabica java… bakal muncul taste guava.. penasaran nich..

Tapi karena terburu-buru dan imajinasi terbang kesana kemari, rasa quavanya belum terasa tapi nikmatnya itu tiada tara.

Keenam, ada kopi luwak Ciwidey yang langsung samber dan cobain yang udah diseduh… tapi…. tastenya belum onn… ntar aja coba manual brew di rumah…. meskipun masih terstigma dengan bayangan biji kopi keluar dari pantat luwak, tapi hasrat mencoba terus menggebu. Harga lumayanpun akhirnya ditebak juga… beli deeh.

Ketujuh, udah pasti beli cold brewnya 238 Coffee and Roastery buat stok pribadi dan… eh lupa pertama itu beli bean kopi dari sukabumi yang di klaim tastenya cempedak… ceunah. Jadi ini ke delapan aja dech.

Hadduh…. udah ah.

Persiapan jumatan lanjut kudu rapat di dago atas. By acara kopi saraosna… semoga nanti di beri sempat untuk menikmati suasana dan keakraban sambil kongkow dengan penikmat kopi aneka rasa. Wassalam. (AKW).

***

Catetan :
Acara Ngopi Saraosna Volume 5 mulai hari jumat, 11 Mei sd 12 Mei 2018.. malem minggu berlokasi di halaman gedung sate. Berbagai agenda tersaji termasuk kegiatan HUT BJb ke 57 yang berlangsung dari Jumat hingga Minggu Tanggal 13 Mei 2018 di Jalan Diponegoro dan Jalan Majapahit (Eks Jalan Gasibu Barat).

Nyeduh Kopi Luwak Tanpa Luwak

Akhirnya bisa juga nyeduh dan merasakan sendiri sensasi kopi LTL.

Menindaklanjuti permintaan secara terhormat dari kakak senior… ahayy formil pisan…. maksutttnya postingan terdahulu tentang Kopi Luwak Tanpa Luwak menyisakan kepenasaran….

Tetapi sesuai kode etik pribadi dari blog ini yang berusaha keras mengusung originalitas, jadi klo emang belum nyeduh olangan… ya belum bisa ngasih review…

***
Nah pagi ini waktu tersedia, sambil nemenin Asyaluna Binar yang lagi sarapan trus dia-nya lanjut ke Posyandu maka prosesi seduh menyeduh bisa dilaksanakan secara tuntas… monggoo….

Dengan manual brew V60, air panas 85 derajat celcius dan putaran brew versi arah jarum jam serta perbandingan 1 : 10 makaaa…..

Segera sachet hitam bergambar orang salaman atau ngasih kopi ya?… background coklat trus hitamm weh.. didalamnya ternyata dibungkus lagi dengan kertas dan pembatas kertas agak keras yang tujuannya agar bisa langsung diseduh Aroma beannya asam menyengat, dapet sampelnya satu sachet 10 gr.

Bentar.. bentar.. berarti filter V60 dan corong V60 nggak perlu dipake nich

Ambil cangkir biasa, sobek atasnya dan didudukin di cangkir… plek.

Segera diseduh sama air panas yang tersedia…. tungguu cairan nikmat ini turun ke dasar cangkir…

Inilah hasilnya : …… menghasilkan cairan kopi warna coklat terang yang menjanjikan harapan.

Sruuputt… mmmmmmhhh… nikmattt,
Aciditynya sedang-sedang saja tetapi setelah dicecap lama di lidah rasa asamnya menebal. Ada rasa fruty yang muncul…. rasa jeruk citrun… ada ih.. beneer.

Untuk body lite, nyaman di lidah enak di tenggorokan, nyaris tidak pahit sama sekali. Ada rasa teh hijaunya juga….

Ahhh teguk lagi.. jangan2 salah lidah ditambah imajinasi :)… tapi yakin da.. itu yang bisa dirasa lidah…

Kesimpulannya kopi luwak tanpa luwak ini relatif tingkat acidity mirip kopi luwak sukirya tapi dari sisi bodynya agak berbeda. (Maklum jarang-jarang minum kopi luwak…. kecuali di kasih hehehehe).

Kesimpulan universalnya…. nikmat pisan ngopi item luwak tanpa luwak teh para hadirin. Apalagi bersama anak istri. Wilujeng pakanci. Wassalam. (AKW).

***

Catatan :
Yang pengen tuh kopi musti order olangan, Kontak saja Bp Ir. Oleh Supardjo di Nomor 08239662227. Hatur nuhun.

Kopi Luwak Tanpa Luwak

Sebuah cara berbeda menghasilkan cita rasa yang mirip adalah sebuah ihtiar yang perlu dimaknai bersama

Sebuah perjumpaan berbuah pengetahuan, tapi tentu harus ada pengantar kata untuk membuka dan selanjutnya terserah anda.

Ngomongin kopi pasti tiada habisnya karena mau tidak mau dan suka tidak suka terdapat sisi misteri dari kopi yang tersaji. Mengapa disebut misteri ?… karena sebuah rasa yang tersaji belum tentu sesuai persepsi padahal metodenya sesuai dengan resep yang dilakoni.

Banyak bingit faktor yang mempengaruhi… eiit tapi ini bicara kopi asli tanpa gula tanpa susu ya guys.

Ntar kita bahasnya yaa….

Sekarang moo ngobrolin dulu kopi luwak tanpa luwak.

Pasti pada tau khan klo kopi luwak itu the bestnya kopi dan harganya selangiit.

Tapi aku mah secara pribadi sedikit kurang suka dengan kopi luwak dengan dua faktor penyebab. Pertama karena rasa aciditynya tinggi yang kedua serasa nggak mood pas inget bean ini ngbrojol dari pantat luwak…. awww gimana gitu… dan mungkin ketiga urusan harga hehehehe. Tapi klo ada yang ngasih gratisan… pasti diterima dengan senang hati, itu mah rejeki.. Alhamdulillah.

Seperti kopi luwak sukirya pemberian bos Zanettera Mr Steven… pasti diseduh dan dinikmati. Makasih ya bos.

***

Nah hari minggu lalu tanggal 6 mei 2018 ada acara Wirausaha baru tuh di halaman gedung sate, pa Gubernur dan jajarannya hadir dan ada stand bazaar para wirausaha baru termasuk tentunya stand kopi. Disinilah bisa bersua dan dapet wawasan baru tentang kopi LTL (Luwak Tanpa Luwak).

Yang jadi pelaku eh… yang ngelakoninnya bapak Insinyur Oleh Supardjo dari UKM Sangrai Kopi selaku produsen ‘Java Linggarjati Coffee’ dari Desa Bayuning Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan. Beliau melakukan teknik pembuatan kopi luwak dengan cara fermentasi menggunakan enzim yang terdapat dalam usus luwak…. menarik khan?… jadi pengen liat langsung ke lokasi.

Rasa kopi yang hasilkan mirip dengan kopi luwak pake luwak, dan hasilnya itu bisa semakin mantabs jika di proses lebih dari 3 minggu bakalan muncul rasa citrus dengan metode semi wash.

Sebagai sampel satu sachet kopi luwak tanpa luwak sudah ada di genggaman.

Memang belum dipublikasikan secara masif karena masih dalam posisi percobaan, tetapi idenya keren dan merupakan terobosan dalam pengolahan kopi sehingga dapet nilai tambah yang signifikan.

Sebagai produk utamanya saat ini adalah Java Linggarjati Coffee. Sudah ada di tangan, sebungkus 200gr beannya. Ntar digrinder olangan dan segera diseduh nich.

Tunggu yaa reviewnya. Wassalam (AKW).

Cold Drif Coffee Stocklot

Mencoba Colddrift Arabica di Stocklot.

Sore menjelang dijemput semburat lembayung, sesaat termenung merasakan rasa pegal dan sedikit lelah di leher dan punggung. Termasuk ada sedikit pusing diatas alis mata. Kenapa ya?….. perlahan menarik nafas dan mencoba menghembuskannya sambil berharap bisa mengurangi beban yang mendera dada menelikung rasa.

Ada sedikit kelongsongan dalam jiwa, tapi secuil pusing masih menggigit alis serta bawaannya pengen leyeh-leyeh males-malesan.

Eit.. lawan bro!!!
Enyahkan kemalasan..!!!

Teriak nurani yang selalu menjadi pelita hati dalam segala kondisi. Bangkitlah kawan!!!.

Sambil menghembuskan nafas dengan cepat. Bismillah… kedua tangan direnggangkan, kepala dan pinggang digerak-gerak tidak lupa relaksasi gerakan kaki menjadi kunci pemanasan ini… dan satu lagiii…

***

Bergegas menuju tunggangan kesayangan, stater dan bergerak menuju suatu tempat di daerah Cimahi Selatan. Rasa pusing dan pegal hilang, karena mungkin sudah teralihkan perhatiannya.

Halaman Stocklot Cafe sudah mulai dipadati motor dan mobil. Mungkin moo kongkow trus makan malam. Parkir segera dan menghambur ke dalam, suasana lapang dan penataan kursi yang variatif memberikan kenyamanan.

“Silahkan dilihat menunya dulu kaka”, tangan mungil menyodorkan buku menu sambil memberi seulas senyum.

“Black cofffee, please!!!”

“Americano, longblack, espresso, V60 atau colddrif?”

Waaah menyenangkan sekali, tak banyak basa-basi, “Cold drif please.”

Pamit sesaat dan tak pake lama tersaji sebotol cold drift coffee dan gelasnya, asyiik yuk kita icip-icip.

***

Penyajiannya simpel saja tetapi dibalik kesederhanaanlah terkandung banyak nilai kehidupan. Meskipun ada hal sederhana yang ternyata harganya tidak sederhana. Apa itu?… jawabannya adalah kalau makan sendiri di RM Sederhana dengan menu saji semeja hehehehe.

Rasanya?

Ajib… nikmaat pisan. Dingiinnya membuat tenggorokan dan pikiran seggeeer. Pusing hilang seketika dan pegal pegalpun berangsur musna..

Terasa nikmatnyaa…

Dengan body medium dan acidity yang khas, terasa juga rasa sedikit manis… dan ada rasa mintnya…

Penasaran khan?…

Ternyata beannya adalah Arabica coffee gayo Aceh yang diproses dengan cara cold drif…. alhamdulillah… kembali segar dan ceria.

Yuhhuuu…. nikmatnya kaka.

Wassalam.(AKW).

Diary Coffee 9

Puisi ke-9 tentang kopi hitam dan kawanannya.

Kopi hitam kembali jadi tulisan
Sajak singkat keseharian
Tak terasa sudah diary ke sembilan
Itu bukti bahwa hidup memang menyenangkan

Jumat pagi beredar di dago atas
Menemui seorang pejabat teras
Berbincang ramai dengan tema tak terbatas
Disajikan kopi hitam bergelas-gelas

Awalnya membahas pengelolaan air minum
Terus berlanjut urusan lebih umum
Ngobrolin juga persiapan shaum
Diakhiri Assalamualaikum

Costarica bean giliran dicoba
Di Noah Barn ini adanya
Sambil jumpa sang kawan lama
Sang motivator kita

Costarica bean pahit terasa
Agak sepet dan ada asamnya
Dipikir-pikir dan dirasa
Java Arabica memang jagonya

Tugas mendadak harus ke bandara
Yang akan beroperasi segera
Sebuah kebanggaan semua
Bandara Kertajati di majalengka

Espresso di Tanamera
Balikin semangat makin membara
Jalani takdir tanpa hura-hura
Srupuuut nikmat tiada tara

Menuju kertajati Majalengka
Kembali mampir di rest area
Espresso single tutup dahaga
Di tambah ayam tak cukup dua.

***

Terbang ke yogyakarta
Dalam rangka mencari makna
Malioboro kembali bersua
Kopling (kopi keliling) menyambut dengan setia

Begitupun di Bakmi Mbah Gito
Kopi tubruk sudah bersalto
Tidak lupa segera ambil photo
Dekat di hati jauh di mato

Begitulah diary pekan hari ini
Selamat memaknai hari
Jangan lupa secangkir kopi
Menemani hari meraih janji.

*)Catatan : Tulisan yang tertuang ini tiada niatan pamer. Tapi hanya mencoba berbagi minum kopi asli, kopi hitam eh item tanpa gula tanpa susu. Juga memang rejekinya, ada aja yang nyuguhin dan mentraktir sehingga kopi hitam terus tersaji. Wassalam (AKW).

Excelso Arabica Gold

Sekarang manual brew dulu Arabica Gold Excelso ah… bener nggak rasanya sesuai yang tertera di kemasannya.

Sebuah merk excelso Arabica Gold memberi sensasi malam ini. Spicy and Tangy menjadi tagline produksi PT Santos Jaya Abadi, Sidoarjo Indonesia ini. Body 60%, Acidity 60% itu yang tercantum dibungkusnya.

Percaya?… jangan ah. Mening coba dulu.

Seperti biasa, berV60 dengan seduhan air 90 derajat celcius. Tidak lupa filternya di basahin dulu dan airnya dibuang untuk membersihkan dulu larutan yang mungkin masih tersisa di filter sebelum dilakukan manual brew. Putaran standar searah jarum jam hasilkan cucuran air kopi yang aduhai.

Hasilnya dituang dalam dua gelas kecilku dan ditemani sisa bean yang ada segera diabadikan dengan Samsung A5.. cetreek… jadi dech photo diatas tadi.

Oh iya nggak lupa untuk latar belakang dan alasnya digunakan bekas kalender berwarna putih… jrenggg.

Setelah di icip-icip kumur dikit.. lumayan aciditynya medium-high dan Body medium, aroma juga lumayan. Tastenya ada sedikit fruitty tapi tidak mengarah rasa tertentu, agak sulit mendefinisikan.

***

Satu kesimpulan adalah dibalik kepahitan itu ada aneka rasa yang menyenangkan. Dan yakinlah bahwa pahitnya kopi bisa mengalihkan pahit getirnya kehidupan ahaaay…

Sebuah proses tidak akan menghianati hasil. Prosesnya panjang dan pake hati, hasilnyapun tidak mengecewakan.

Hatur nuhun. (AKW).

Kopi Timor Leste di 1 Mei.

Nyeduh Kopi Timor Leste sambil ngasuh.

Hiburan sederhana dan tak perlu keluar rumah di tanggal merah adalah milih stok bean coffee yang ada dan bersiap ‘anjang-anjangan‘, istilah itu muncul disaat orang rumah melihat betapa repotnya untuk menghasilkan segelas dua gelas kecil kopi hitam dan pahiit rasanya. Dengan peralatan yang beraneka hingga akhirnya numpuk untuk dicuci.

Padahal cuman dikit kok, mulai dari grinder, timbangan elektrik, V60, kertas filter, termometer, cerek leher angsa, pemanas air, gelas ukur, sendok takar plus biji kopinya… “Dikit khan guys?”

Hari ini sambil nemenin anak semata wayang yang sudah diinisiasi kopi sejak dini, tak asing dengan suara gringer disaat melembutkan biji menjadi bubuk kasar kopi siap saring. Sering juga nimbrung dan telunjuknya masuk ke kopi hasil ngegiling.. masukin ke mulutnya serpihan kopi di jarinya sambil berkata, “Ini enak ayah.”

Ayah ibu dan neneknya pasti tertawa melihat tingkah gemasnya. Alhamdulillah.

Back to…. dongeng awal. Sekarang lagi nge-unboxing Timor Leste Coffee… ahay gaya kids jaman now… buka sesuatu sambil di syuut dan diupload ke Yutub… ah jaman sudah bergerak begitu cepat. Sejalan dengam dongeng ‘The World Is Flat’nya Thomas L. Friedman.

Yang di unboxing tuh kemasan ukuran 200gr berwarna biru dengan gambar Uma Lulik House – Timor Leste produksi PT Batik Keris.

Di grinder pake ukuran goyang-goyang 2-3-4 ngikutin gaya Barista Tosca Coffee. Trus diseduh pake V60 didapet segelas kepahitan yang ngangenin. Kopinya miliki profil body yang kuat atau bahasa umumnya kepahitannya mantabs… ada sedikit rasa asin tapi dikitt banget juga ada rasa cocoa sedikit. Aroma lumayan menengah dan acidity balance atau medium.

Maaf ya klo reviewnya ngawur… ini mah versi lidahku brow.

Nggak percaya?… ya coba sendiri. Beres toh.

Disaat kopi hasil seduhan sendiri memasuki mulut dan turun ke tenggorokan… enak euy. Diantara kepahitan itu terdapat beraneka rasa yang sulit di definisikan. Gunakan imajinasimu dan raih sensasi dari setiap gelas kopi asli yang direguk hari ini.

Have a nice holiday mayday. Wassalam (AKW).

1 hari 6 moda transportasi bagian 2 (tamat)

Petualangan dalam hitungan belasan jam di ujung pulau Jawa, dari mulai Bis, motor ojeg, kereta api, becak, grab car, pesawat terbang dan grab car lagi bagian ke2, tamat dech.

Ini lanjutan cerita dari Bagian 1.

***

Photo : Petugas lagi meriksa tiket/dokpri.

Disaat keringat masih mengucur, nafas sedikit tersengal tetapi perasaan begitu tenang karena bisa duduk di kursi kereta Jagabaya yang akan mengantarkan diri ini ke titik pemberhentian berikutnya di Sidoarjo.

Kelas ekonomi yang dinaiki sesuai tiket cukup bersih dan nyaman. Kursi keretanya menyatu dan bisa digunakan berdua. Seorang bapak yang sedang bersila dengan santai, menurunkan kakinya dari kursi dan memberi ruang untuk duduk melepas ketegangan.

Posisi kursi saling berhadap-hadapan, dan sudah paten nggak bisa diputar-putar… sesaat petugas Restoran KA melewati dengan membawa beraneka makanan dan minuman yang kudu dibeli termasuk sewa selimut seharga 7 ribu saja selama perjalanan, dengan nyimpen KTP di petugas tentunya.

Petugasnya sopan dan ramah, begitupun bapak yang disampingku, kira-kira usia 55 tahunan yang ternyata sedang dalam perjalanan menuju Jakarta dengan kereta ini. “Kebayang pegelnya” celoteh dalam hati. Tapi melihat wajahnya yang sumringah, mungkin saja bapak ini naik kereta dengan bahagia karena bahagia itu tidak bisa dinilai oleh orang lain tapi hanya orang per orang saja merasakan karena bahagia itu domain Illahi robbi.

“Bapak mau pergi kemana?” Sebuah kalimat ajaib yang sukses membuka pembicaraan selanjutnya. Ternyata beliau seorang guru di salah satu Sltp di Kota Malang, sedang dalam perjalanan menuju Kota Bogor Jawa Barat bersama salah satu saudaranya yang duduk beda kursi. Beliau bercerita tentang ketiga anaknya yang sudah sukses bekerja. Dua diantaranya meneruskan profesi ayahnya menjadi guru di Malang dan di Pulau Madura serta yang satu lagi penempatan di luar jawa.

Dengan gaya yang sederhana, beliau memaknai perjalanan hidup dengan bersahaja. Bahasa yang santun dan tutur kata yang tenang serasa kembali menjadi anak smp sedang dinasehatin ama guru PMP (Pendidikan Moral Pancasila). Sementara di hadapanku, setelah berbasa-basi adalah ASN di Pemkot Malang yang sedang dalam perjalanan menuju Kota Cirebon. Diskusi kecil tentang kondisi pemerintahan di Malang pasca operasi KPK beberapa waktu lalu yang mencokok orang nomor 1 serta pimpinan dan jajaran legislatif.

Tapi diriku agak takut ngobrolin politik, untung saja bapak sepuh yang tadi menimpalinya dengan membahas keberhasilan anak-anaknya sehingga arah pembicaraan bisa lebih variatif dan mengarah kepada tema bagaimana ‘mensyukuri hidup dan menghidupi rasa syukur.’

Tak terasa perjalanan 1 jam 15 menitpun hampir berakhir, padahal pas inget tadi naik bis 4 jam karena kemacetan….. wuih memang Kereta api luarbiasa.
Kebayang klo kereta api ini bangun dan berlari…mungkin jauh lebih kencang lagi. Lha wong sekarang aja melata di rel udah cepet jalannya hehehehe.. Ngayal.com

Pas moo turun di Stasiun Sidoarjo, ada kereta api berpapasan dan namanya itu lho, ngingetin daku sama kawan dan kakak senior di Bandung sana yang berkutat di urusan peningkatan sumber daya manusia seperti Kang Budi, Bu Diah, Bu Retno, Teh Lis, Bu Tina, bu Nur, pa Firman dan banyak lagi nama-nama yang berkantor di Cipageran Cimahi. Penasaran?….. nich penampakan KA yang cocok dengan BPSDM…

Photo : KA yg cocok dengan Bandiklat/dokpri.

Bener khan?..

Berhenti di Stasiun Sidoarjo, sebuah stasiun kecil yang tertata rapih. Sejenak menvhela nafas dan menikmati toilet untuk berjumpa dengan wastafel sehingga bisa membasuh muka dan melihat raga di kaca… ternyata gagah juga. Segera keluar menuju ruang tunggu penumpang, buka smartphone dan pilih aplikasi Grab.

Photo : Nampak luar stasion Sidoarjo/dokpri

Proses order yang singkat, dan sang driver yang komunikatif. Langsung dia nelpon dan menyatakan area stasiun adalah ‘Zona merah’ alias nggak boleh masuk dan nunggu agak jauh di salah satu mini market. Ya sudah, setelah memotret bangunan stasiun, bergerak keluar gerbang dan…. melihat becak berjejer.

Mas ke depan ya, dekat minimarket xxxx” “Monggo mas, ndereng pinara” transaksi sederhana penuh tatakrama mengantarkan diri menikmati transportasi ke empat yaitu becak tanpa atap… wuiiis, angin menerpa wajah disaat becak melaju kencang.

***

Moda transportasi ke 5 adalah sebuah mobil Suzuki Ertiganya bapak Moch Cholil seorang bapak berumur yang ramah. Tak banyak bicara tapi nyaman membawa mobilnya. Ternyata dari titik ini menuju bandara Juanda memakan waktu lumayan lho, 31 menit. Untungnya waktu yang tersisa masih leluasa sehingga perasaan tetap nyaman dan gembira.

Setelah beberapa titik terdapat kepadatan lalulintas, akhirnya tiba juga di gerbang bandara juanda dan mengarah ke Terminal 2. Dari penjelasan pak driver, terminal 2 ini adalah terminal lama yang direvitalisasi dan digunakan untuk penerbangan Garuda Indonesia dan penerbangan internasional sementara terminal 1 untuk penerbangan domestik lainnya. Jaraknya memang berdekatan tetapi akses pintu masuknya beda.

Jadi bagi para pelancong, jangan malu bertanya jika sedang beredar di luar daerah atau di luar negeri. Ingat pepatah ‘Malu bertanya sesat dijalan, besar kemaluan susah berjalan’ ….. upppps maaf.

***

Proses check in yang mudah, suasana bandara yang ramah serta hati ceria meriah karena bisa melewati perjalanan yang begitu variatif dalam waktu sangat singkat. Bukan 1 hari sebenernya… tapi beberapa jam menikmati beraneka moda transportasi. Coba dirunut :
08.15 – 11.15 Bis Pariwisata
11.15 – 11.35 ojeg lokal
11.45 – 13.05 KA Jagabaya
13.10 – 13.26 Becak Sta. Sidoarjo
13.31 – 14.01 Grabcar – S.Ertiga

Wow 5 moda transportasi darat dalam 5 jam….

Satu lagi transportasi udara… nunggu panggilan.

Rehat yang panjang di terminal 2 Bandara Juanda terasa menyenangkan karena tiket sudah dipegang tinggal menunggu panggilan masuk pesawat. Sambil berkeliling menikmati suasana bandara, pikiran terus berputar dan ide menulis mulai bermunculan. Tetapi ternyata sang perut perlu diisi sebelum merana kelaparan, ya sudah cari tempat makan yang nyaman sekaligus beristirahat menunggu panggilan.

Bebek goreng setengah tanpa nasi menemani penantian ini ditemani segelas teh tawar panas… nikmaat. Pedasnya bikin otak membara dan so pasti bibir, lidah hingga lambung mendesssah…. pedeeees tapi enak dan untuk menghindari pedas berkepanjangan, maka semangkok soto ayam tersaji sebagai makanan penutup. RW06.com

***

Diawali panggilan lembut di pengeras suara bandara, masuk mengantri via garbarata akhirnya tiba di dalam pesawat Garuda. Duduk di tempat yang sesuai di tiket tertera, pasang sabuk pengaman dan segera mengutak atik fasilitas penerbangan yaitu VOD (Video on demand), pasang earphone… eh sebelumnya photo dulu citylight Kota Sidoarjo dari balik jendela. Kerlap kerlip lampu kota menyimpan kenangan serunya perjalanan soang tadi, disana.

Sebuah kotak makanan ringan menghampiri dan yang ajibb adalah segelas kopi hitam tanpa gula dengan rasa lumayan, menemani perjalanan pulang menuju Bandung kota tercinta.

Tepat pukul 19.20 sang burung besi mendarat di Bandara Husein Sastranegara. Segera menghambur dari pesawat bergerak cepat sambil nyalain smartphone dan order Takol (taksi online)…. ternyata…

Kembali istilah ‘Zona merah’ muncul dari percakapan dengan sang calon driver. Tapi karena cuman sendiri dan tak banyak bawaan, tanpa bagasi juga. Ya udah ngloyor keluar bandara dan menyusuri jalan lurus menuju jalan padjajaran sekitar 900 meteran (soalnya nggak diukur.. hanya rumus kira2)… melewati puluhan taksi yang menunggu penumpang plus para pengemudi yang memberi tawaran.

Ya klo yang bawa sepuh atau yang sakit, plus juga kondisi hujan.. ya sebaiknya pilih taksi yang ada. Tetapi syaratnya pastikan kejelasan harga dari awal ataupun kepastian menggunakan argo. Hindari transaksi setelah masuk di taksi, hindari pokokna mah.

Soalnya klo taksi online nunggunya di luar area bandara dan cukup jauh berjalannya. Kecuali sendiri atau rame-rame dan sehat semua. Juga tidak sedang hujan.

Akhirnya transportasi darat lagi, Grab car Toyota Avanza mengantarkan raga dan jiwa ke arah bandung utara, menuju tempat dinas ibu negara.

Setelah jumpa, barulah pulang ke rumah bersama istri tercinta dengan posisi sebagai pengendara.. jadi totalnya 7 moda transportasi… 6 angkutan umum dan 1 angkutan pribadi.

***

Itulah sebuah kisah perjalanan menggunakan berbagai moda transportasi dalam waktu singkat, andaikan ada juga perahu atau speedboat yang digunakan… itu lengkap sudah mameeen.. darat-laut-udara hahay.

Wassalam. (AKW)

Kopi & Kolam Renang di Mason Pine Hotel

Kopi dan Kolam renang menjadi paduan yang menyenangkan dan so pasti…. sama-sama punya efek menyegarkan.

Photo : Segelas Espresso siap minum / dokpri.

Birunya air di kolam renang ditambah cuaca wilayah bandung barat yang sejuk betapa memanjakan rasa dan menyegarkan fikir. Mengundang raga untuk segera nyebur dan menikmati sensasi kesegaran air sekaligus menjadi sarana meditasi jiwa. Karena di dalam air hanya mata dan otak yang bisa difungsikan sempurna. Hidung dan telinga harus istirahat sejenak dan momen inilah yang menjadi momen untuk bertafakur, merasakan keterbatasan diri untuk berserah kepada ciptaan Allah yaitu air yang melingkupi.

Kesempatan sekarang mencoba mengulas fasilitas kolam renang di Hotel Mason Pine di Area Kota Baru Parahyangan Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Kolam renang ukuran olimpiade yaitu panjang 50 meter dan lebar 25 meter dengan kedalaman 1,2 meter ditambah dengan di sisi depan terdapat kolam persiapan sedalam 60cm cocok buat bersantai sebelum atau sesudah berenang.

Selain itu terdapat juga kolam permainan anak dengan berbagai fasilitasnya, di jamin anak-anak pasti menyukainya. Apalagi klo dapetnya kamar tidur yang akses langsung ke taman trus ke kolam renang… nikmat banget dech.

Untuk fasilitas kolam renang udah pasti handuk tersedia, shower outdoor ada trus moo sambil pesen makanan juga bisa. Tetapi tidak ada lifeguard, jadi musti hati-hati apalagi bersama anak. Sebagai peralatan darurat terdapat pelampung bertali yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk menolong.

Kolam renang ini posisinya sangat strategis, masuk lobby hotel langsung lurus menuju restoran, turun ikuti tangga ya sudah sampai di tepi kolam renang. Buat pengunjung non hotel dikenai biaya Rp 55rb senin sd kamis dan Rp 70rb di hari jumat-sabtu-minggu. Kolam udah bisa digunakan mulai jam 06.00 wib sd 18.00 wib.

Photo : Suasana dalam kamar / dokpri.

Klo buat yang nginep apalagi yang kamarnya akses langsung taman, ya tinggal bergegas menuju kolam renang. Jangan lupa berpakaian renang tentunya. Soalnya klo bugil, ntar ditangkap satpam.

Photo : Akses dari kamar menuju taman dan kolam renang/dokpri.

Buat yang nggak bisa berenang tapi pengen main air berarti pilihannya bisa gabung dengan area kolam anak atau di kolam standar olimpiade, jalan-jalan aja dalam air. Egepe klo ada yang liat, kaki kaki kita kenapa juga… klo pengen ya ikutin buka baju, nyebur dech. Susah amaat.

***

Eh satu lagi belon dibahas, nggak lupa urusan kopi nich, di Cafenya ada coffee makernya jadi yang moo cappucino, cafe latte, macchiato, americano and double espresso tinggal order aja. Mereka pake bean kopinya house blend arabica-robusta merk Piaza Doro Espresso.

Sayangnya manual brewnya blum ada, padahal suasana mendukung banget buat nikmatin manual brewnya….. tapi sedikit terobati dengan secangkir espresso dan secangkir americano. Urusan harga ya menyesuaikan dengan hotel berbintang di kisaran Rp 40rb sd 50rb per sajian.

Udah ah gitu aja dulu ulasannya. Moo balik ke kamar nich, ngantuuk. Wassalam (AKW).

Diary Coffee 8

Catatan nyruput si hitam volume 8

Hari berganti hari
Tantangan dan harapan terus berbagi
Saling memuji meski tetap hati-hati
Makna hidup adalah ketenangan hakiki

Sentani Papua diseduh perlahan
V60 tetap manual brew andalan
Hendra barista tosca berkenan
Sajikan kenyamanan dalam keharuman

Terasa mantap rasa dark coklat
Ada juga kacang tanah sedikit kuat
Yang pasti body medium tetap terhormat
Acidity low tapi tetap rasanya mantap

Kopi hitam tetap tersaji
Argo parahyangan di ruang restorasi
Satu cangkir black coffee
Perjalananpun berseri-seri

Manual brew Ahertiani
Ditemani buku sejarah kopi sejati
Mengukuhkan priangan pusatnya kopi
Masa lalu dan masa kini

Rest Area 125 Cimahi
Ada tempat kopi yang menarik hati
Sajian Cemex Kalita dan V60
Sajikan manual brew kopi asli

Pilihan kopinya masih terbatas
Hanya malabar, gayo, toraja terbungkus kertas
Silahkan memilih bebas
Dahaga kopi minimal lepas

Nongkrong sambil bawa buku
Baca situasi sampai waktu berlalu
2 kali sajian kopi membantu
Jalani hidup tak selalu syahdu