Diskusi di Serantau Coffee.

Diskusi sambil ngopi, meskipun tempatnya berganti.

Photo : Sajian manual brew v60 / dokpri.

Bandung, akwnulis.com. Terkadang ketidaksengajaan menghasilkan pengalaman baru. Begitupun hari ini, mencoba bersua di satu tempat yang dikira bakalan menyenangkan, berdiskusi sambil menyeruput kopi, ternyata….

Mencoba berjalan kaki dari kantor ke tempat rencana diskusi memakan waktu 19 menit saja, lumayan gerakkan badan… ehh ternyata… cafe-nya masih tutup… sebuah tanda ‘close‘ tergantung didepan pintunya.. nyeseek deh.

Segera kabari kawan yang hampir tiba juga di lokasi, ‘tempat bersua berubaah’, langsung mata dan telinga pasang lebar-lebar mencari informasi tempat terdekat dengan dua syarat minimal, ada kopi manual dan tempat diskusi…. tadaaa

Photo : Suasana Serantau Coffee / dokpri.

Hanya berjarak 200 meter kaki melangkah, eh ada cafe coffee, langsung menyeberang jalan dan memasuki lokasi cafe… senangnya berjumpa dengan grinder, mesin espresso manual dan beraneka bean coffee yang memanjakan hati.

Kawan diskusi segera diberi informasi, tak berapa lama datang tanpa basa-basi. Mencari tempat duduk yang presisi… hayu mulai diskusi, eh jangan lupa pesen dulu kopiiii.

Kopi manual brew V60 menjadi sajian hakiki, beannya lupa, yang pasti ini arabica karena kombinasi acidity medium dan body low-med serta ada after tastenya memberi perbedaan cita dan rasa.

Diskusi berlangsung seru, karena ternyata terdapat informasi yang belum berpadu. Tetapi seiring waktu, kesamaan frequensi pemahaman menghasilkan padu serasi informasi yang saling melengkapi, untuk bersama-sama membangun, mengawasi dan menjaga lembaga agar semakin bagus dan menjadi juara. Merdeka!!!…

Oh iya, nama cafenya Serantau Coffee, beralamat di Jl. Lombok No.19 Bandung.

Selamat menjalani hari, berdiskusi, susun strategi dan hasilkan solusi sambil jangan lupa menyruput kopi. Wassalam (AKW).

Ngopay & Ngojay-ku.

Tak terasa nulis ngopay dan ngojay udah 2 tahunan.. sruputt.. gejebur.

Photo : Ngopay & Ngojay / dokpri.

CIMAHI, akwnulis.com. Sebuah keserasian adalah keindahan dan presisi memberi catatan ketelitian tersendiri. Meskipun atas nama seni, sebuah posisi yang tidak beraturan bisa menghasilkan keindahan. Bisa juga pola-pola yang bertabrakan baik warna ataupun bentuk akan menghasilkan aneka persepsi yang didasari dari pendapat dan opini pribadi bergabung dengan pengalaman hidup yang pernah dijalani, bahasa simpelnya adalah seni abstrak, ceunah, atau absurd… eh atau kontenporer… mohon koreksi klo salah gan.πŸ™πŸ™πŸ™.

Tapi…. secara umum, keserasian πŸ“š menjadi adalah sesuatu hal yang mudah dinikmati tanpa perlu berfikir panjang atau mengira-ngira apa sih yang ditampilkan atau tentang gambaran apa yang sedang dihadirkan.

“Bener nggak?”

Photo : Ini Ngopay Kotala V60 / dokpri.

Jawabannya akan variatif, meskipun feeling sih… klo di survey, kecenderungan khalayak akan sepakat dengan keserasian nan presisi yang menghadirkan keindahan.. ayoo… setuju atuuuh.

Begitupun dengan blog ini, akwnulis.com yang tak terasa sudah 2 tahun lebih hadir menjadi media curhat onlen pribadiku sekaligus ajang silaturahmi via share link rutin ke kontak-kontak WA yang ada… maaf klo ngeganggu yaaa.

Photo : Ini Ngojay / dokpri.

Beragam tanggapan yang hadir dalam kata ataupun emoticon dan juga tanpa respon apapun… tidak masalah, yang penting semangat berbagi informasi baik tetap terjaga dengan tema mengerucut tentang ‘Ngopay & Ngojay’ atau minum kopi dan berenang… meskipun cerita tentang kopi masih mendominasi, tapi renang dan kolam renangpun selalu hadir sesekali…πŸŠβ€β™‚οΈπŸŠβ€β™€οΈπŸŠβ€β™‚οΈ

Maka, gambar di awal blog ini mewakili sebuah persepsi, mewakili keserasian tema ‘ngopay & ngojay‘ sekaligus berusaha meng-capture keindahan alam Cipanas garut dalam kesegaran pagi, kebeningan kolam renang dan kenikmatan secangkir kopi hitam.

Photo : Ngopay Olangan Kopi Lanang / dokpri.

Meskipun sebenarnya agak sulit juga kalau minum kopi β˜•β˜•β˜• sambil berenang, karena yang diminum pasti lebih banyak air kolam renangnya atuh hehehe… jadi bisa juga minum kopi di pinggir kolam renang sambil menikmati kopi dan pemandangan yang berenang.. woiiiiiiii……. ups salah lagiii…

Yang paling aman adalah menikmati kopi tanpa gula🍡🍡 dengan seduhan manual dan kopinya spesialty dilanjutkan dengan menceburi eh menceburkan diri di kolam renang, apalagi jikalau kolan renangnya air hangat…. nikmat pisan, lalu jangan lupa dihadirkan dalam jalinan kata dan kalimat yang mungkin bisa memberikan manfaat, minimal bisa dibaca dengan cepat dan ada informasi penting yang didapat.

Selamat menjalani sisa wiken bersama keluarga sebelum esok hari kembali berjibaku dengan tugas-tugas masing-masing yang tak pernah ada habisnya…πŸ’‘πŸ’‘πŸ’‘ Alhamdulillahirobbil alamiin. Wassalam (AKW).

Emosi Kopi.

Secangkir kopi & setampuk emosi.

Photo : Cold drip Tollu Batak / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Perbincangan hangat yang tetap berkaitan dengan angka kinerja semakin rame, dibahas dari berbagai sisi dan aneka kemungkinan. Ternyata dikala sebuah case dibahas bareng-bareng, banyak persepsi dan definisi yang terkadang mirip padahal punya arti tersendiri.

Disinilah keterbukaan fikir dan hati menjadi ciri, bagaimana maknai suatu masalah adalah peluang dari datangnya hikmah.

Tidak setuju adalah bentuk sikap yang dipilih, tetapi back-up pengambilan keputusan itu sebaiknya adalah didasari regulasi dan juga bisikan hati nurani.

Sepakatpun belum tentu selamat, karena sepakat untuk melanggar, akan masuk kedalam hitungan permufakatan jahat. Jadi pemahaman dan kendali emosi harus kuat, disitulah akan hadir suatu dimensi keputusan yang tepat.

Meskipun, lelah itu manusiawi, apalagi bukan hanya lelah fikir dan lelah ragawi tapi lelah emosi yang bisa berpengaruh terhadap berbagai kemungkinan di kemudian hari.

“Maksudnya lelah emosi itu apa gan?”

Maksudnya secara emosi kita disudutkan, permalukan, diejek dengan kata-kata penuh dendam tetapi dalam forum yang relatif formal… meureun kitu hehehehe, “Puas nggak?”

“Nggak banget”

“Yaa maklum, saya khan bukan alat pemuas 🀣🀣🀣”

“Jadi supaya kepenasaranku tuntas gimana?”
………. terdiam sejenak, mikir.

“Coba iniiii!!!” Sajian Cold drip kopi Tollu Batak langsung disodorkan, tanpa tedeng aling-aling langsung dituangkan ke gelas dan di-sruput perlahan…… hmmmm.

Photo : Sajian Qore Kelloo Coffee / dokpri.

Beberapa menit saling berdiam diri, menikmati sajian kopi dingin dan perlahan tapi pasti otak & hatipun mendingin…. sang detik tersenyum simpul.

“Enak euy seger, ada yang lain?”

Alhamdulillah, komentar pertama pasca minum kopi terasa menenangkan hati. Langsung saja sajian selanjutnya disorongkan. Kopi Ethiopia Qore Kelloo dengan metode manual brew v60.

Sruput….

dan srupuut lagiii.

Wajahnya memerah dan senyumnya merekah, pembicaraan selanjutnya bernuansa lebih cerah dan masalah yang terjadi bisa dimaknai dengan sebuah proses meraih hikmah yang penuh berkah.

Diplomasi kopi menjadi saksi, bahwa kepahitan yang tersaji hanyalah kamuflase abadi. Dibalik kepahitan yang terjadi, hadir rasa manis hikmah yang tersembunyi. Wassalam (AKW).

Kopi EDC

Berdinas tetap dapet kopi, double lagi.

Photo : Ice Caffelatte Gesa kopi / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Paparan dari para panelis semakin meramaikan suasana, dipandu oleh moderator energic yang akan menyaingi Karni Ilyas – ILC serta yang lebih menarik adalah bertabur pantun baik panelis juga moderator sehingga acara diskusi semakin seru meskipun tetap santun…. pada acara di ruang papandayan gedung sate yaitu acara Esselon Dua Club (EDC)… trus pengantarnya langsung pak Gub RK.

“Lho kok anda ikutan?”

“Alhamdulillah, ditugasin mewakili pimpinan ajah”

“Ohhh….”

Diskusi bertema pemerintahan berjalan seru, dari analisis sudut pandang ekonomi hingga terkait tentang NKRI. Menghasilkan aliran informasi yang saling melengkapi.

Tapi…. bukan itu yang dibahas disini, pembahasannya tetep urusan kopi hihihihi.

Dikala sore menjelang, diskusi sudah mulai mencapai titik akhir. Beberapa peserta diskusi mulai goyah dilanda kantuk dan kebosanan,.. Jreng!!!

Datanglah pasukan senyum, ibu-ibu berkerudung menenteng beberapa gelas plastik bertuliskan ‘cafe gesa’… eh Gesa Kopi.

Sajian caffelatte ala cafe gedungsate yang berlokasi di lantai basement, hadir dihadapan para peserta EDC edisi I ini. Memberi semangat kembali kepada pada peserta untuk menuntaskan diskusi dengan ceria.

Ice caffelatte diseruput pake sedotan plastik transparan, rasa dominan kopi java preanger yang dipadu lembut oleh susu steamnya menghasilkan paduan sempurna caffelatte yang memanjakan lidah ini, yang jelas tidak ada gula diantara kita sehingga rasa kopinya tetap menonjol meskipun dikepung sejumput susu.

Sruputtt… segeeer.

Sambil menyimak diskusi yang hampir berakhir, kejutan ngopay datang lagii…. maklum karena disampingku, Mr JP sebagai bosnya urusan rumah tangga setda…. ada lagi segelas hot caffelatte…. gede miliknya… jadi dapet double nich.

Photo : Hot Caffelatte Gesa Kopi / dokpri.

Hot caffelatte inipun tanpa gula, rasa kopi espressonya tetap terasa ditemani kehangatan susu yang sebenarnya…. meskipun penikmat kopi hitam tanpa gula, tapi sesekali kopi hitam plus kehangatan susu tentu tidak bisa ditolak, yang pasti tidak ada gula.

Sruput terakhir dari hot caffelatte ini berbarengan dengan kata penutupan dari sang moderator, Bapak Dani Ilyas ramdhan, meskipun pantunnya tidak sempat terekam karena terpesona dengan jalinan kata yang berkelindan dalam keindahan. Sampai jumpa di EDC jilid dua (klo ditugaskan lagi maksudnya…).. wawasan dapet dan double caffelattepun dapet… Hatur nuhun ibu bos, Mr ZP dan semuanya. Wassalam (AKW).

Ngopi di Eugene The Goat.

Ngopay selanjutnya di Eugene the goat, Bandung.

Photo : Cafe Eugene the goat / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Menikmati suasana semilir senja sambil nyuruput kopi hitam itu…. sesuatu bingiit. Apalagi jika perpaduannya ideal, kopinya mantap dan pemandangannya yang damai menghijaukan hati.

Sesi satu adalah menikmati sajian kopi sunda kaweni, monggo yang penasaran klik aja INI.

Nah tempatnya.. eh cafe coffeenya adalah ‘Eugene The Goat‘… wuiiih keren nanya khan?… tapi jadi penasaran.

“Kang Agis, klo artinya Eugene the goat itu apa?”

Baristanya senyum, mikir dikit, baru jawab, “Euh.. goatnya sih Kambing… eh domba… iya gitu aja ah”

“Nuhun kang” Nggak nanya lanjut ah kasian. Moo googling aja….

Ternyata…..

Setelah berselancar di dunia mang gugel, ada sebuah kesimpulan, pribadi inih mah….. Eugene itu berasal dari bahasa perancis kuno, dari nama yunani, Eugenios (dari eugenes = bangsawan) yang artinya laki-laki.

Klo goat sih jelas, artinya kambing. Jadi Eugene The Goat, itu artinya ‘Domba Jalu’… alias domba jantan… heuheuheu jadi kereeen nya.

Jadi… mari kita ngopay di Cafe Domba Jalu….

Photo : Arabica Kerinci Banira / dokpri.

Sajian kedua adalah Kopi Kerinci Banira single origin, dengan komposisi 1 : 12, suhu 90Β° celcius dengan metode seduh manual V60. Kopi ini berasal dari kerinci sungai aro, dengan varietas mix ateng & lini s dengan pengelolaan fullwash.

Hasil racikannya menghasilkan sajian kopi dengan body tebal medium dengan acidity mendekati maksimal, asem dan lekat di lidah serta after tastenya adalah rasa manis vanilla bercampur dengan selarik rasa anggur….. euh.. sama asam jeruk hadir sesaat… srupuuut. Harga 30 ribu per sajian.

Nikmaaat….

Ditemani semilir angin yang menenangkan jiwa, rasa kopi yang ada semakin terasa, apalagi ini adalah sajian kedua, melengkapi sajian pertama arabica sunda kaweni yang sudah habis beberapa menit yang lalu…. Selamat menjalani hari ini. Wassalam (AKW).

***

Kopi Sunda Kaweni.

Sruput mood booster sambil nikmati rasa dan pemandangan di bandung utara.

Photo : Sajian V60 kopi sunda kaweni / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Siang merangkak menuju senja, menyisakan keriuhan yang berlahan mendiam. Semilir angin meningkat intensitasnya, menyibakkan kesedihan yang sedari tadi melekat, untuk mengubah menjadi harap dan semangat.

Disinilah peran mood booster beraksi, memberikan kekuatan untuk semakin semangat menjalani hari dan produktif menghasilkan suatu karya yang berarti.

Bukan apa-apa kawan, ritme kehidupan itu dinamis. Terkadang penuh optimisme, tapi tak lama ditelikung oleh virus pesimisme. Senang di pagi hari, bisa tiba-tiba sedih karena sesuatu yang tak bisa diprediksi, atau sebaliknya. Itulah kehidupan.

Ingat pada tulisan-tulisan sebelumnya, JASUNI, Jalani syukuri dan nikmati.

Photo : Sebagian alat perang di eugene the goat / dokpri.

Nah fungsi kopi adalah salah satu mood booster dikala stamina menurun, otak stuck sulit mikir dan rasa hampa karena kehilangan pegangan… adaww, sekaligus menahan diri tidak ruab-raeb (makan cemilan sembarangan)… “Lha diet apalagi?”

“Hihihi, belajar disiplin om, memakan sesuatu pada waktunya, siapa tahu usus mengecil ke ukuran ideal dan efeknya… tubuh kembali ke ukuran semestinya”

Bahasa bersayap segera membuncah, menjadi jawaban dari pertanyaan yang tidak terduga. Bukan lagi diet, tapi sedang program ngecilin ukuran peujit (usus).

Kali ini, kopi yang tersaji memiliki nilai tersendiri. Terus terang, inspirasi menulis dengan tema ngopi kopi… adalah tema berharga yang senantiasa dianugerahi inspirasi beraneka rupa. Allhamdulillah, Nuhun Yaa Allah.

Tidak hanya dari sisi rasa, tetapi ada hal lain yaitu suasana dan siapa juga berapa harganya hehehehe. Suasana akan berbeda dan berhubungan dengan tempatnya dimana serta kapan waktunya. Kalau siapa, maka akan terkait sama sang peracik barista dan tentu (barangkali) siapa yang menemani siapa.

Sajian kali ini adalah kopi lokal yang diracik oleh Kang Agis sang barista, dengan temperatur air 90Β° celcius, perbandingan 1:12 dan metode manual brew V60, namanya Arabica Sunda Kaweni single origin yang diroasting dan diproduksi oleh Herd Coffee roaster Kopi Mandiri Jaya Sentosa Bdg. Varietasnya mix kartika & sigararuntang di tanam di perbukitan gunung Kamojang Jawa Barat.

Harga sajiannya 30 ribu, cukup lumayan, tapi seimbang dengan sajian rasa dan suasananya.

“Emang rasa dan suasananya gimana om, eh dimana ini teh?”

“Kalem atuh, satu-satu, meuni murudul bertanya teh”

Photo : Kang Agis barista lagi meracik / dokpri.

Rasanya nikmat, dengan acidity medium high dengan rasa citrun dan manis jeruk serta selarik rasa kacang-kacangan. Bodynya medium, aroma harum meskipun tidak ninggal lama di bawah lidah….

Untuk suasana recomended pisan, udara segar dan pemandangan bandung utara yang menghijau…. eh sedikit menghijau karena sudah mulai tergeser oleh munculnya aneka bangunan termasuk hotel-hotel gede lho….

Trus…. akses kesini agak butuh perjuangan, melewati jalan penduduk yang menanjak dan beberapa bagian masih rusak.

Aksesnya dari jalan sadang serang, tinggal cari jalan awiligar…. ikutiii aja belak belok dan menanjak… ntar ketemu aja.

Monggo yang moo nongkrong disini, nama cafenya Eugene the goat beralamat di Jl. Awiligar raya II, No. 2 Bandung Indonesia, 4019, cp 08996842225.

Penasaran?…. monggo dicoba…

Jadi sebuah sajian kopi beraneka fungsi, sebagai mood booster sekaligus inspirasi tulisan yang tiada henti. Nambah silaturahmi sama barista juga menikmati suasana yang berbeda dan bikin pikiran lebih tenang bersahaja, masalah rasa itu tetap jadi yang utama, tapi ternyata kesatuan dari semuanya yang membuat semakin bersyukur atas karunia-Nya, Wassalam (AKW).

***

Surprise…

Sebuah kejutan yang mengejutkan…

Photo : Sajian Kopi Arabica Tanjung Smd / dokpri.

Surprise!!!!

Sebuah kata misterius yang sarat dengan rasa emosional maksimal, luapan kekagetan, kebahagiaan dan tentunya kesenangan atau kenikmatan.

Tapi…

Entah ini karena usia, atau mungkin juga karena latar belakang kehidupan biasa yang jarang menghadapi momen kejut mengejut, jadi terasa kok ada sesuatu yang….. dihadirpaksakan….

owwwww….. bahasanya jadi aneh, bukan keterpaksaan tetapi mungkin tantangan untuk menghadirkan suasana keterkejutan pada momentum tertentu.

Yang paling gampang adalah Momentum ulang tahun.

Sangat sering teman-teman, kawan sekantor ataupun orang rumah yang tiba-tiba ngasih kejutan dengan membawa kue ultah lengkap dengan lilinnya dan lagu standar ‘Selamat ulang tahun’.

Ada rasa kaget dan (mungkin) bahagia, meskipun nggak lama kok, karena beberapa menit kemudian harus melepas sandaran rasa senang dan bahagia untuk kembali ke dunia nyata dan menghadapi berbagai urusan yang sudah tak bisa lagi ditunda.

Tak lupa photo-photo bersama, momen tiup lilin lalu pembagian kue dan wajah-wajah ceria kawan, sejawat ataupun keluarga yang hanya hitungan detik sudah bertengger di halaman IG, facebook juga status WA.

-Happy Birthday
-Met Ulang tahun
-Happy Milad
-Wilujeng Dirgayuswa
-Wilujeng Tepang taun, dst

Lalu….? What next?

…….

…….

Cukup lama sang otak terdiam dan otomatis langsung kordinasi intensif dengan perasaan.

Makasih yach, sambil sibuk menjawab ucapan selamat di Japri WA, Telegram, weChat, Line juga di wall IG, FB dan path… eh path udah almarhum… juga senyum sumringah tetap tersungging manakala ucapan selamat ultahnya disampaikan secara langsung dan dilisankan.

“Trus gimana klo kita musti ngasih surprise sama orang terdekat?”

Pertanyaan mendasar yang musti dijawab dengan kejujuran. Pada dasarnya ingin memberi suatu ‘pembeda‘ tapi harus hati-hati juga terjerembab dalam suasana CGTKP (cape gawe teu kapake), maksudnya kita berusaha semaksimal mungkin bikin kejutan.. ternyata diterima dengan biasa saja atau cenderung meremehkan…. duh sakiit hati inih.

Udah mahal-mahal dibeliin sesuatu, ternyata bukan model atau warna itu yang disuka, nyesek tahu… tapi itulah resiko bikin kejutan, ternyata bukan kejutan buat yang dikasih kejutan, tetapi kejutan yang diterima oleh pemberi kejut…. kasiann dech loo.

Tetapi tidak sedikit juga momen kejutan diterima dengan rasa senang dan bahagia atas segala pengertian, perhatian dan pengorbanan untuk memghadirkan sesuatu di hari bahagia. Minimal kue ultahnya, rangkaian bunga-nya ditambah tumpengnya….. Alhamdulillahirobbil alamiin.

Itulah celoteh singkat tentang surprise, meskipun dibatasi oleh sebuah momentum yaitu ulang tahun.

Ilustrasi photo sajian kopi arabica tanjung sumedang sebagai pemanis suasana dan mungkin bisa menjadi surprise bagi yang mendambakannya, srupuut.

Kembali ke urusan ultah mengultah, sejatinya ultah adalah instropeksi diri dan menyelipkan rasa khawatir karena waktu kita di dunia, di rumah sementara ini semakin berkurang dari jatah umur yang sudah ditakdirkan.

“Apakah kita sudah siap dengan perbekalan di dunia abadi, akherat nanti?”

Ahh… semakin nyesek jika ingat pertanyaan itu, terasa berat langkah dan mata sembab karena dirasa diriku ini sangat tidak berharga di mata Allah Sang Maha Pencipta, karena hanya dengan Ridho-Nya maka kita bisa memasuki surga.

Amalan yang kita lakukan sebaik-baiknya belum sebanding dengan nikmat kehidupan yang sudah diberikan oleh Allah Subhanahu Wataala. Apalagi kalau ibadah asal-asalan…. “Moo gimana nanti?”

“Astagfirullohal adzim… Mohon ampuni dosa hamba ini”

Tertunduk dan hati mengguncang dikala menghadapi dilema kehidupan, seperti pesta ultah dan meniup lilin sebagai tanda penghormatan, perlahan tapi pasti harus dikurangi dan kembali kepada tuntunan qurani. Minimal bisa memaknai momen ultah itu adalah suasana penuh berkah dalam semangat tasyakur binnikmah.

Selamat Ulang Tahun, Happy Milad Kawan. Selamat merenungi umur yang kian berkurang, dan selamat dalam berbuat lebih baik dari hari ini dimasa yang akan datang. Wassalam (AKW).

Kopi Tubruk & Angka2.

Mengamati angka demi angka sambil ngopi, yummy.

Photo : Kopi Tubruk kuled Giggle box / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Memandangi angka yang tertera di layar besar memang menarik untuk disimak, apalagi mengandung semangat optimisme dan pemenuhan target yang nyaris sempurna… atau malah melebihi dari target yang sudah ditentukan. Dilanjutkan dengan proyeksi langkah peraihan target di akhir tahun, makin banyak angka-angka bertaburan.

Silih berganti para pemateri memberikan presentasi sesuai divisi masing-masing, berbagai strategi dan rencana tindak yang sudah dipersiapkan.

Beranjak istirahat makan siang, maka segera mlipir mencari pilihan kudapan yang sesuai dengan harapan, yaitu kopaaay… eh kopi maksudnya.

Ditempat acara sudah tersedia sajian kopi standar hotel, tetapi dengan pertimbangan akan terjadi suasana rebutan karena perbandingan peserta dan stand minuman yang jomplang… maksudnya stand kopinya satu… pasti pada kesitu semua… sementara kopinya standar… ya sudah mlipirr.

Hotel Aryaduta Bandung itu punya akses langsung ke BAndung Indah Plaza Mall, jadi geser dikit….. cari yang lain….

tapi… dengan waktu istirahat terbatas juga belum shalat duhur, perlu berpikir cepat dan bertindak praktis.

Disamping pintu masuk mall, ada resto… “Kopi item ada?”
“Ada pak, pilihannya kopi tubruk, americano dan espresso”

“Oke.. masuuk!”

Milih tempat di lantai 2, sehingga menjadi pos tinjau yang baik, bisa lihat orang-orang lalu lalang sekaligus melihat ke pintu masuk ruang rapat.

Pilihan kopinya terbatas, tetapi tidak masalah, maka dipesanlah kopi tubruk dan kawan-kawannya.. karena tidak sendirian tetapi bersama kru, kasian khan klo mereka cuman minum kopi doang.

Photo : Max & Chesse / dokpri.

Maka cireng dan Max & Chesse ala Giggle Box menjadi teman mengopi dan mengudap siang ini… yummy.

Sajian kopi tubruknya kuled (kental) dengan tekstur permukaan yang tebal, wah meyakinkan nich meskipun sang pelayan nggak bisa jawab tentang kopi apa, tapi biasanya kopinya campuran (blended) antara arabica dan robusta… dan robustanya yang banyak hehehehe

Photo : Cireng (aci digoreng) / dokpri.

Diskusi ringan sambil nyruput kopi tubruk dan nyemal-nyemil…. udah ajaa. Setelah hajat mengopay tersalurkan, kami kembali bergabung ke ruang makan siang di hotel dan menikmati makanan yang ada, nikmaat.

Tuntas shalat dhuhur kembali ke tempat acara, mendengarkan pemateri selanjutnya, daan….. di meja sudah tersaji juga 1 cup coffee…. langsung coba diicip…. mmmmm.. americano maxx coffee BIP, pas bangeet… srupuut lagii, nikmaaat.. tapi lupa ngambil photonya.

Oh ya dalam penutupan acara ini, bapak big bos, Pak RK menekankan kepada Jajaran Direksi, Komisaris dan seluruh pejabat eksekutif yang hadir untuk bersiap menyongsong segala perkembangan jaman dan dinamikanya dengan penguatan IT yang betul-betul sempurna, profesionalisme SDM. Juga tidak lupa agar bisa kembali ke khittahnya sebagai Bank Pembangunan Daerah yang memiliki konsep, kepedulian serta fokus dalam membangun daerah, UMKM serta sinergitas dengan BUMD.

Itulah sejumput kisah kopi kali ini, bersama angka-angka dan kopi, selamat menjalani hari dengan senantiasa bersyukur kepada Illahi Robbi, Wassalam (AKW).

Ngopay di Rancasalak Garut

Sinergi dalam nyeruput kopi disini, Rancasalak Garut.

Photo : Tempat manual brew oleh para Barista / dokpri.

GARUT, akwnulis.com. Sebuah sinergi harus diawali dengan aksi dan semangat membuka diri, apalagi sekarang ini adalah jamannya berkolaborasi maka sebuah kerjasama adalah sesuatu yang banyak musti dilakoni.

Begitupun dengan hari ini, berdiskusi bersama membahas sebuah aplikasi yang berguna untuk membantu menyeleksi para calon direksi yang akan menjadi pemimpin di lembaga keuangan ini.

Tak lupa dengan kenikmatan menyeruput kopi, perlu suatu sinergi dari sajian yang diharapkan dengan pola pikir dan keihklasan untuk menikmati kepahitan yang akan sirna menjadi rasa nikmat yang sulit dilukiskan dengan syarat adalah penuh rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan.

Photo : Arabica wet hull Sunda Hejo / dokpri.

Apalagi jikalau tempat yang dituju ternyata butuh perjuangan untuk mencapainya, semakin terasa kesan dan keinginan untuk menikmatinya secara langsung di lokasi yang sebenarnya, sebuah daerah yang bernama jalan Rancasalak, Kadungora Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.

Sebenarnya menikmati hasil roasting dari cafe Rancasalak ini sudah beberapa kali dan pernah ditulis di postingan terdahulu, salah satunya yang berjudul Sunda Hejo. Yup nama cafenya Sunda Hejo, sebuah tempat kongkow ngopay yang ternyata cukup ramai dengan aneka varian menu yang menyenangkan.

Tapi tetap, tujuan utamanya adalah ngopay, langsung diseduh sama yang barista yang bertugas, Yi Rizal. Pilihan pertama mencoba arabica wet hulled dengan komposisi 1:12, menggunakan peralatan V60 dan panas suhu air panasnya 90Β° celcius dengan pola putar searah jarum jam.

Hasilnya sebuah sajian kopi yang harum, body serta acidity standar… cocok buat pemula dengan after taste berry ada muncul selarik waktu.

Yang menarik, setelah kami duduk di kursi sambil ngobrol, sang barista mendekat dan menanyakan kesan kami terhadap sajian kopinya.

“Gimana kakak, sajian kopinya”

“Standar, cocok untuk pemula, bisa dipilihin bean recomended supaya lebih strong?”

“Siap Kakak, saya coba arabica pitalola yaa, pake komposisi 1:10 ya, dengan panas 90Β° celcius dan putarannya tetap ke kanan, ditunggu kakak’

” Oke dik, ditunggu”

***

Percakapan ringan mengalir meskioun diselingi sholat magrib bergiliran serta ke toilet bergiliran maklum toiletnya cuman 1 buah.. eh satu pintu, didalamnya agak luas dan ad 1 wc duduk, 1 toilet kencing cowok dan wastafel.

Photo : Arabica Pitaloka sunda hejo / dokpri.

Sajian yang kedua ini cukup nendang, strong tapi nggak bitter, harumnya dapet, aftertastenya muncul juga rasa buah-buahan rumpun berry dan selarik caramel dan keharuman asap.... Buat penikmat sajian ini cocok, klo buat pemula mah khawatir kaget dan trauma minum kopi tanpa gula.

Masalah harga per sajian agak lupa, karena ternyata ada kolega yang ikut gabung dan ikut ngebayarin… baik bingit yaaaa.

Selamat menikmati kehidupan dan jangan lupa menikmati sajian kopay, dimana bumi dituju disitu menikmati kopi jangan diganggu hehehehe, Wassalam (AKW).

***

Alamat :
Cafe Sunda Hejo, Kp. Rancasalak rt/rw.02/03 Rancasalak, Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44153 Indonesia

Kopi Sumatera Huta Raja Yeast.

Menikmati Kopi pake poci, disini.

Photo : Sajian kopi dengan poci / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Siang benderang mengingatkan bahwa sebentar lagi waktunya shalat dhuhur dan tentu dilanjutkan makan siang, mari dengarkan adzan serta tinggalkan semua pekerjaan…. lalu bersiap shalat dhuhur berjamaah.

Berangkaaat…. menuju mesjid AlMuttaqien melalui jalur samping dari arah ruangan.

Allahu Akbar…..

Selesai berjamaah, cek layar hape, tiba-tiba ada pesan whatsapps masuk, ‘Maksi & ngopi yuk, di sini’.

Ada penawaran maksi sambil ngopi, wuihhh Alhamdulillahirobbil alamin.

Segera beringsut dari mesjid menuju tempat yang ditawarkan. Waktu istirahat tinggal 35 menit lagi, masih bisa dimanfaatkan untuk makan dan menikmati sajian manual brew disini.

Menu makannya nggak di share ah, maaf. Tetapi sajian kopinya saja yang akan direview… eh diceritakan.

***

Hari ini ada 2 pilihan kopi untuk menu manual brew menggunakan V60 dan pilihannya jatuh pada kopi Sumatera Huta Raja Yeast (gitu klo dibaca ditulisan bungkus putihnya).

Tak berapa lama, proses manual brew dilaksanakan oleh sang barista, Wildan yang cukup sibuk di seberang sana. Harap maklum karena ini adalah resto besar yang menyajikan aneka menu super lengkap dengan harga lumayan… jadinya penawaran maksi ini tidak dilewatkan.

Photo : Kopi Sumatera Huta Raja Yeats + background / dokpri.

Sajian kopinya pun beraneka rupa tentu berkawan dengan susu dan gula, maka menu manual brewnya menjadi menarik, karena hanya sedikit pilihannya, jadi pengen tahu gimana rasanya dan juga suasananya.

Ngobrolin suasana, adem banget apalagi yang dapet pinggir kolam ikan koi. Bisa menikmati kelincahan berpuluh ikan koi yang berenang hilir mudik memanjakan mata dengan warna warni tubuhnya yang begitu indah di mata.

“Silahkan Kakak, kopi sumatera dengan metode V60nya”

Pelayan menyodorkan sajian kopi yang sudah dibuat oleh barista. Yang menarik adalah penyajiannya menggunakan teko keramik eh poci berwarna hitam bercorak, tentu dengan cangkir keramiknya warna senada ditambah segelas air putih yang dibubuhi potongan jeruk lemon sebagai penetralisir rasa sebelum dan sesudah menikmati kopi yang ada…. excited.

Hati-hati, air putihnyapun bisa digunakan sebagai penetralisir rasa yang sedang gundah gulana… ahaay.

Bicara harga persajian agak lumayan, 32 ribu sebelum pajak. Tapi sesekali boleh khaan… apalagi ada yang ntraktir.. makasih Mr PM, jangan kapok yaaa.

Srupuuut…. hmmmm, cairan kopi hangat tanpa gula bercengkerama dengan lidah dan rongga mulut yang penuh dahaga.

Bodynya lumayan strong, karena memang request untuk komposisi 1:10, Acidityna medium dan aftertastenya sedikit rasa apel dan kacang tanah hadir meskipun hanya sekilas saja, selanjutnya nikmat kopi tanpa gula yang bisa hadirkan perasaan nyaman dan mengurangi beban pikiran yang ada, “Ahh lebaaay kaau!”

Over all sajian kopinya cukup pas dengan panas air 90Β° celcius (ngobrol dulu sama baristanya, tadi sambil lewat pas mau ke toilet), tetapi yang sedikit agak geli adalah sajian menggunakan poci keramik yang lazim digunakan untuk minuman teh, baik teh artisan ataupun teh biasa. Sedikit mempengaruhi perasaan sehingga ada kecenderungan lagi ngeteh bukan ngopay.

“Ah kamu mah perasa bingit, udah nikmati ajaa”

Sebuah komentar mengingatkan jiwa untuk senantiasa bersyukur, bukan selalu mengkritik dan menilai sesuatu dari sisi perbedaan atau kekurangannya saja.. “Hups.. maafkan daku fren.”

Akhirnya waktu 35 menit berlalu, dan acara ngopay dadakannyapun harus berakhir. Selamat menjalani hari senin minggu ini dengan senantiasa bergairah kerja dalam balutan semangat pagi, Wassalam (AKW).

***

Catatan :
Restorannya adalah Ambrogio Patisserie, Jl. Banda No.22/26, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40115.