Kopi Dirut & Banjir.

Sajian Kohitala & Banjir yang hadir tiba-tiba.

Photo : Kopi Dirut / dokpri.

TANGERANG, akwnulis.com. Kopi di cangkir merah menyambut kehadiran raga ini di tanah banten. Sajian kopi tubruk biasa tetapi memiliki aneka makna. Ada makna penyambutan terhadap kawan lama, juga sekaligus menambah pengalaman dalam menyerap aura pimpinan karena disajikan di meja seorang direktur utama.

Sruput perdana langsung membahana di tengah lidah serta mengurangi dahaga…. nikmattt pisan.

Dilanjutkan dengan berbincang ringan dan riang seiring rentang waktu yang telah lama terbentang. Indahnya silaturahim persaudaraan tidak lekang dimakan jarak perjalanan.

Cangkir kedua hadir tanpa basa basi, mengisi relung cangkir kopi yang tandas dari tadi.

Ngapain kamu disini?”

Sudah pasti tugas dinas yang menyebabkan ini semua, menggerakkan raga melintasi 200 km perjalanan menuju lokasi ini dimana bersua dengan secangkir kopi di meja direktur utama, atau disingkat kopi dirut.

Maka tiada kata lain selain ‘Jasuni‘ saja, dan salah satu rasa syukur dan nikmati ini adalah keindahan manisnya rasa yang hadir dibalik kepahitan kopi hitam tanpa gula.

Photo : Banjir depan kantor / dokpri.

Meskipun agenda pertemuan agak sedikit tertunda karena beberapa tamu terhambat oleh banjir yang baru pertama kali (katanya) hadir, tepat di jalan besar depan kantor. Tetapi itu semua tidak menyurutkan langkah para tamu, mereka berkorban singsingkan celana dan ganti sandal untuk melewati genangan air yang mencapai lutut orang dewasa… cemunggutz.

Acara pertemuan tuntas dan menjelang magrib kami bergerak meninggalkan wilayah kabupaten tangerang via serpong menuju jakarta karena harus mengikuti meeting penting esok hari. Srupuut, Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
Kantor PD BPR Kertaraharja
Jl. Raya Serang km15 No.1 Talagasari Kec. Cikupa Tangerang, Provinsi Banten.

Kopi Briefing.

Senin pagi antara kemacetan, kopi dan tugas mendadak.

Photo : Kopi Briefing / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Senin pagi begitu penuh tekanan, karena minggu adalah hari bersama keluarga dan lupakan (sementara) kerjaan…. senin pagi semua kembali harus dikerjakan dilengkapi dengan hadangan kemacetan di beberapa titik perjalanan plus sebelum berangkat masih ingin berlama-lama menggendong anak kesayangan.

Tapi, show must go on…

Brengkooot… (baca : berangkat), …. cusss.

Benar saja, kemacetan langsung menghadang di depan komplek perumahan, kelihatannya semua janjian berangkat pada waktu yang sama.. jadi weh numpuk….

Kesabaran dan ketenangan yang menjadi kendali, begitupun google map juga dibuka untuk menghasilkan prediksi waktu untuk tiba di tempat apel bersama….. bersenandung lagu kesayangan yang nggak jelas kedengarannya tapi bagi diriku begitu merdu…..

La.. lala… laa..
Du du du…. duduuuuu….

Alhamdulillah, apel pagi sempat dihadiri dan dilanjutkan briefing pagi di kantor sementaun (sementara beberapa tahun) yang berjarak 3 km ke arah utara dari area gedung sate.

Bukan materi briefingnya saja yang menarik tetapi sajian kopi paginya yang mendamaikan hati…. serta sebuah perintah selanjutnya adalah harus bergerak pergi menuju Kota Garut untuk tunaikan tugas di hari ini. Wassalam (AKW).

Longblack Spiegel.

Jangan sedih… ngopay bray.

Photo : Tampak pintu masuk Spiegel bar & bistro / dokpri.

SEMARANG akwnulis.com. Sedih itu sebenernya hanya satu sisi dalam kehidupan, berbahagialah manakala kita masih bisa merasakan sedih. Karena dengan paham sebuah makna kesedihan, maka akan lebih paham dan bersyukur dengan hadirnya kebahagiaan.

Kok begitu?”

Karena hukum kehidupan itu berpasang-pasangan kawan, sedih itu satu sisi dan lawannya adalah rasa senang atau rasa bahagia. “Betul nggak?”

Jadi kalau lagi sedih, bersedu sedan hingga mengalir airmata membanjiri bumi pertiwi (ahay lebay) karena ternyata si dia bukan milik kita tetapi hanya bisa menyayangi saja sesaat tanpa harus memiliki.. apa seeeh, kok nglantur kesinih..

Maksudnya kesedihan ini yang sedang mendera rasa dan raga, harus disyukuri dan dikendalikan, karena sebentar lagi akan berubah menjadi bahagia (harapannya gitu hehehehe)…. meskupin eh meskipun rasa sesak masih menumpuk di rongga-rongga dada akibat ‘last order case’.

Ada yang bilang kalau sedih terjadi karena sebuah hati maka harus dibalas dengan menghadirkan hati yang lain…. awwww. Analog dengan kesedihan ini yang telat nyruput kopi karena kemaleman, berarti harus dicoba dibalas dengan minum kopi di sekitar sini yang mungkin bisa mengobati atau minimal menyeimbangkan kegalauan dan kembali tenang bin santai, karena kejadian lalu sudah berlalu, itu tinggal sejarah saja.

Berjalanlah terus menembus area Kota lama yang ternyata banyak anak manusia yang hilir mudik bercengkerama padahal waktu sudah menuju pertengahan malam yang jauh dari waktu senja.

Photo : Suasana dalam resto / dokpri.

Tiba-tiba di hadapan ada bangunan tua yang tinggi putih dan di lihat dari kaca-kaca yang membatasi kita, terlihat mesin kopi dan barista sedang sibuk beraksi…. ini dia. Apalagi di pintu yang tertutup masih terpampang tulisan ‘Open‘… cekidot.

Masuklah ke resto and bar ini dan ruangan cukup luas agak temaram….

Masih bisa order kopi mas, kopi tanpa gula?”

“Masih Kakak, bisa americano, longblack, espresso dan dopio”

“Mantabs, pesan longblacknya satu”

“Oke Kakak”

Segera mencari tempat duduk yang strategis sambil merasakan suasana hati yang relatif tenang…. tarik nafas.

Dikala meneliti menunya cukup lengkap dengan makanan western dan minuman…. termasuk minuman beralkohol… hati-hati, jangan tergoda untuk mencoba.

Photo : Longblack Spiegel / dokpri.

Tak terasa waktu berjalan dan dihadapan sudah hadir sajian longblack bercangkir merah. Panas, hitam dengan keharuman kopi yang khas…. yummy.

Sruputan dan tegukan menjadi momen penenang malam ini, mengingatkan diri akan nilai-nilai kehidupan, bahwa sedih itu hanya berbatasan tipis dengan senang dan bahagia.

Selamat malam kawan… eh selamat dini hari. Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
SPIEGEL BAR & BISTRO
Kota lama, Jl. Letjen Suprapto No.59 Tj.Mas Kota Semarang Jawa Tengah.

Filosofi (kehidupan) Kopi.

Hidup memang harus berpegang filosofi.

SEMARANG, akwnulis.com. Raga bergegas bersama jiwa yang meranggas, menuju sebuah tempat yang diharapkan bisa menjadi pemuas hasrat yang berkelas.

Tapi…. ternyata harapan tinggal harapan, semua buyar hanya karena jarum jam yang tak mau berhenti sehingga kedatangan ini seolah tiada arti.

Agenda padat dalam kunjungan kerja ini memang merupakan settingan bersama, sehingga jam 22.00 wib baru bisa membuka pintu cafe filosofi kopi di Kota Lama Semarang dan bergegas memesan manual brew…. tapi, penolakan halus karena sudah last order begitu meremukkan hati.

Sedih menggunung tanpa bisa menuangkan dalam kata, hanya wajah membesi saja yang mewakili kecewa ini. Apa mau dikata, kopi manual sudah tidak bisa diharapkan, tinggal balik kanan perlahan dan keluar dari area ini dengan meninggalkan kenangan, kenangan nyesek yang sulit jikalau diruangkan dalam kata atau teriakan.

Lalu apa selanjutnya?”

Tak perlu jawaban dengan kata-kata karena raga gontai ini segera keluar area cafe dan terus bergerak menjauh dengan berusaha tetap tegak berjalan meski menanggung kegalauan tidak terkira.

Itulah kehidupan, tidak selalu harapan menjadi kenyataan. Tetap bersyukur dengan segala kemudahan meskipun kecewa itu normal selama berada pada batas kesantunan. Air mata meleleh hanyalah ekspresi dukungan raga bahwa ada sejumput luka yang menjejak di dada. Insyaalloh seiring desau angin malam…. perlahan tapi pasti akan menghilang rasa galau ini…. dan tergantikan kecerian, ……..meskipun untuk sementara masih dalam fase keterpaksaan, terpaksa menerima kenyataan.

Sedih…..

Akhirnya langkah terus menyeret raga menuju tujuan lain yang mungkin miliki cita rasa berbeda, sementara sang waktu mengintai tanpa kompromi dan basa – basi. Tapi ingat kawan, hidup terus berlanjut dan jiwa tetap berdenyut. Wassalam (AKW)

***

Lokasi :
Filosofi Kopi Kota Lama.
Jl. Letjen Suprapto No.61-63 Purwodinatan. Kec. Semarang Tengah Kota Semarang, Jawa Tengah.

Ngopay Ngojay (lagi).

Ngopay lagi.. ngojay lagiii.

SEMARANG, akwnulis.com. Kombinasi tema tulisan blogku kembali terjadi disini, yaitu bergabungnya kata Ngopay dan Ngojay.

Ngopay itu kata gaul dari Ngopi alias minum kopi dan Ngojay itu bahasa sunda yang artinya berenang. Ngopaynya diwakili secangkir kopi yag siap di sruput dan ngojaynya sudah jelas terwakili oleh kolam renangnya… “Trus berenang nggak?”

Itu sih relatif, tergantung moodnya. Tetapi yang pasti, kolam renangnya sudah tersedia.

Kolam renangnya agak kecil sebagai kelengkapan dari fasilitas hotel, tetapi cukup lumayan dan agak tertutup meskipun aksesnya dari restoran tetapi tidak terlalu terbuka.. kmh sih?..

Kopinya standar hotel saja, cukup melengkapi prinsip kohitala meskipun rasanya jauh dibanding manual brew V60 sendiri, tetapi inilah yang ada dan mari kita nikmati dan syukuri.

Oh iya, hadir juga laptop sebagai kawan setia yang mengawal keberhasilan tugas dan tuntasnya pekerjaan selama ini. Apalagi dikala ide mengalir maka penuangan kata (mungkin) lebih tertampung oleh laptop karena besar dibandingkan smartphone yang berukuran dimensi kecil…. tapi klo nulis tulisan ini mah tetep aja di smartphone dengan metode 2 jempol… maksudnya yang ngetiknya jempol kanan dan jempol kiri.

Selamat ngopay dan ngojay serta Selamat pagi dan selamat berkarya kawan, Wassalam (AKW).

****

Lokasi :
Hotel Pesonna Semarang
Jl. Depok No.33 Kembangsari, Kota Semarang Jawa Tengah.

Kopi Kotjok.

Dingin…. kotjok dulu.

Photo : Kopi Kotjok mini Americano / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Dikala jadwal makan tiba dan posisi sedang di sekitar jalan braga maka coba cari pengganjal perut yang cepat dan dipastikan enak.

Sebenernya banyak pilihan, sekaligus ngopi bin ngopay, tetapi waktu sangat terbatas sehingga harus segera diambil keputusan tuntas sebelum berlanjut ke meeting berikutnya yang harus dimulai tepat waktu.

Kebetulan ingat ada roti enak di jalan braga ini, salah satunya di toko French…. meluncurrr… eh melangkah tergesa menuju tempat yang dituju.

Tanpa basa-basi langsung pesan roti cheesenya dan segelas americano si kopi hitam tanpa gula.

Sambil menuju tempat duduk, mata tertuju ke etalase kaca kulkas… eh ada yang menarik… mendekatlah… dan dibaca perlahan.. k-o-p-i-k-o-t-j-o-k.. kopi kotjok… oh kopi kocok.. pake ejaan lama tho….xixixixi.

Nggak pake lama, buka kulkasnya, ambil botolnya brrrrrr…. dingin, dan dibawa ke meja dimana semuanya akan dinikmati… segera.

Lucu dech…. botol plastiknya berbalut tulisan ‘Kopi Kotjok Mini Americano’…. dingin lagi. Langsung dibuka, baca Basmalah… sruput dikitt…

Segeer dingin… rasa kopi hambar bergula hadir menyapa lidah yang dahaga…. hanya berani seteguk saja, lalu diberikan kepada rekan yang ternyata juga mau alias kabita… monggo… es kopi bergula berpindah raga… tapi nggak apa-apa karena rasanya ‘sangat biasa‘… minimal bisa merasakan ngotjok dulu sebelum ngopay hehehehe…. ngotjok botol kopi yaaaa…. Wassalam (AKW).

***

Lokasi : French Bakery, Jl. Braga N0.35 Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, 40111.

Blossom Coffee Couple.

Ngopi bersama istri, disini….

Photo : Blossom Coffee Couple / dokpri.

KBB, akwnulis.com. Menikmati kopi sendiri mungkin bisa hadirkan inspirasi, tetapi menikmati kopi bersama istri, itu lebih memiliki arti.

Kebersamaan bersama pasangan di tengah bejibun tugas dan tekanan pekerjaan adalah waktu yang sangat langka, sehingga jangan dilewatkan manakali momen itu hadir.

Salah satunya adalah ngopi bersama atau diriku minum kopi dan istri minum yang lain….. “Setuju nggak?”

Setuju aja yaa… supaya cepet kelar hehehehe.

Ngopay kali ini di salah satu cafe yang sudah berulangkali dijambangi, malah sekarang mengeluarkan kupon loyalty…. 10x kedatangan dan dibuktikan dengan cap di kupon, maka dapet 1 cup coffee gratis lho…. lha jadi iklan inih mah.

Kembali ke NGoBstri (ngopi bersama istri) maka pilihan sajiannya kali ini adalah manual brev V60 arabica pulu-pulu toraja untukku dan istriku menikmati segelas thai tea booba less ice….. segeer.

Body pulu-pulu yang kental dengan kepahitan, serta high acidity memberi sensasi ninggal yang meyakinkan hati sementara istri juga menikmati paduan rasa yang hadir dari thai tea, plus sensasi kunyah booba yang bikin ketagihan (katanya).

Waktu kongkow tidak perlu lama, tetapi kualitas hadir bersama dalam suasana sedikit santai serta berbincang ringan adalah berkah, serta salah satu perekat indahnya pernikahan yang (insyaalloh) Sakinah mawaddah warahmah.

Selamat menikmati berkah weekend bersama keluarga, Wassalam (AKW).

***

Lokasi : BLOSSOM COFFEE – KBP

Kopi Busa.

Ah busa berbusa…

Seiring waktu yang bergerak maju, selaras gerak dengan bertambah pengalaman untuk terus berpacu. Terkadang rehat sejenak adalah keharusan semu, karena dikala beristirahatpun ternyata otak terus bekerja memikirkan aneka rupa.

Begitupun dengan busamu yang mencoba mengalihkan keseriusanku, mungkin bisa memberi sesaat santai sambil menyeruput kopay……

Srupuut…….

Ahh lupaaa, ternyata ini kopi bergula.. tidaaaak….

Arabica Kintamani Stasiun Purwakarta cafe.

Sruput kopi di stasiunnya kopi….

Photo : Sajian arabica bali kintamani dg V60 / dokpri.

PURWAKARTA, akwnulis.com. Sang arabica bali kintamani hadir dihadapan dalam sajian rapih bersahaja berkawan satu cookies sebagai pemanis dan gelas server untuk bersiap isinya diteguk di kala dahaga kohitala terus mendera.

Malam belum terlalu lama hadir menggantikan peran senja, tetapi gelap sudah pasti melingkupi semua alam semesta raya. Maka rehat sejenak dengan menikmati sajian manual brew v60 kopi hitam tanpa gula adalah sebuah niscaya yang memberi pengalaman berbeda serta hasilkan aneka makna.

Kang Sugih sang barista segera beraksi, meracik kopi arabica bali kintamani. Tentu dengan komposisi 1 : 15, 20gram biji kopi langsung di grinder dan bersentuhan dengan air panas 86° celcius….. currrrrr…..

Lumayan cukup lama menunggu prosesi manual brew ini, tapi ternyata memaknai prosesnya menjadi rasa tasyakur tersendiri. Bagaimana suatu komposisi dimainkan dengan peran masing-masing menghasilkan ekstraksi yang akhirnya satu rasa saling melengkapi, bagaikan sebuah orkestra pernikahan.

Suami dan istri adalah sebuah komposisi yang saling melengkapi untuk menghasilkan harmoni kehidupan berumah tangga. Jika terlalu banyak airnya maka terjadi rasa cawerang atau hambar, begitupun dengan pernikahan. Atau jikalau kopinya terlalu banyak sehingga dominan, maka kepahitan yang mengganggu perasaan.

Disinilah peran sang barista membuat prosesnya bisa saling melengkapi dan menerima. Dalam pernikahan maka peran barista ada di suami dan di istri yang senantiasa terbuka dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing pasangan untuk saling melengkapi dan berbagi….

Ahaaay, kok dari kopi jadi bahas suami istri?….”

Photo : Kedai stasiun Kopi Purwakarta / dokpri.

Senyuman menjadi jawaban, tapi dalam hati yang terdalam memang inilah salah satu cara diriku memaknai kehidupan, diwakili oleh cerita kopi dan menyambung dengan makna bersuami istri…. setuju khan?

Balik lagi ke arabica bali kintamani, inilah yang sekarang dinikmati… srupuuuut….

Woaah body strongnya hadir, pahitnya menggoda. Aciditynya stabil di medium serta after taste datar plus ada kepahitan yang ‘ninggal‘….. di akhir sruputan. Untuk suhu hampir pas dengan seleraku, tapi kayaknya kalau di atas 90° celcius mungkin lebih baik… ini mah masalah selera saja, overall sajiannya nikmat.

Tapi sruputannya nggak bisa lama, karena harus segera pulang dan bersua dengan istri dan keluarga tercinta. Selamat malam semua, Wassalam (AKW).

***

Lokasi :

Kedai Stasiun Kopi Purwakarta, Rest Area Km72 Tol Cipularang.

Arabica Gununghalu di BReW Me.

Penasaran.. brew me yuuk

Photo : Arabica Gununghalu di Brew me / dokpri.

KARAWANG, akwnulis.com. Senja hampir tiba disaat mata terpana karena di seberang kanan jalan ada sesuatu yang menarik yaitu tulisan ‘BREW ME‘….seduhlah aku dan kau kan nikmat, gitu katanyaaah…. langsung rem dan puter arah dech… ciiiiit….

Cafenya masih baru bangettt… coffeeshopnya baru 3 hari, hihihi…. tapi kalau cafenya udah 3 bulanan lebih katanya….. hayuuu mari dicoba.

Peralatan sajian manualnya lengkap, dari mulai rockpresso, corong V60, vietnam drip, dan kertas filter serta tentu… beannnya….

Ternyata yang ada terdapat 3 pilihan bean, gayo takengon, solok dan gununghalu…. ihhh ketemu disiniiih…. langsung pilih gununghalu untuk beannya…. lanjuuut.

Photo : Sang barista Mr Bong beraksi / dokpri.

Sang Barista Anthony Bong meracik dengan serius, komposisi 1 : 15 menjadi pilihannya dan panasnya 87° celcius menghadirkan sajian ciamik harum nan menggoda.

Body strongnya hadir menyegarkan suasana, memberi semangat baru setelah lelah berkutat seharian dengan angka dan barisan kata. Aciditynya eh keasamannya mencubit bibir adalah khasnya arabica gununghalu menerbangkan angan mudik ke kampung halaman serta rasa berry sebagai aftertaste menemani kenikmatan sruput kohitala sore ini… yummmy.

Metode 4-6nya Tetsu Katsuya, Juara Dunia Brewing 2016 dari jepang digunakan oleh Bong Sang Barista sehingga tersaji sajian ciamik seperti ini.

Pengalaman berharga di negeri Karawang ini semakin melengkapi cerita kopi eh ngopi di berbagai tempat (terutama) di jawa barat.

Photo : Dimsum & jasmine tea / dokpri

Menu lainnya banyak juga, tetapi karena targetnya adalah ngopi manual brew V60 maka sajian kopi arabica gununghalu ini sudah cukup…. apalagi ditambah dengan sajian dimsum dan jasmin tea… makiiin lengkap sudaaah.

Selamat ngopay kawan, dan selamat sore di hari ini, Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
Cafe BREW ME
Galuh mas Citywalk Blok B no.19 Karawang, Jawa barat.