SOSIALITA Band & Arabica Wine Sylvasari Gnhalu.

Sosialita Band ditetapkan dan arabica wine sylvasari diseduh dan disruput penuh kenikmatan.

CIMAHI, akwnulis.com. Sore ini menjadi istimewa karena bisa Kembali menghela nafas sejenak setelah sabtu pagi tadi menguras energi untuk hadir Bersama dan memberikan dukungan kepada teman – teman yang tergabung dalam SOSIALITA Band. Sebuah nama band yang dibentuk atas inisiasi kebersamaan dan juga mempertemukan talenta – talenta music di internal kantor kami yang diambil dari berbagai unit terpisah. Tidak hanya dari kantor pusat tetapi dari lintas kantor lainnya baik di unit pelayanan teknis dan juga dari unit satuan pelayanan. Personil dan penamaan grup band ini mengalami pasang surut dan hampir 1tahun untuk memutuskan menjadi nama SOSIALITA Band.

Awalnya ada ide diberi nama ODGJ Band, namun beresiko memiliki konotasi lain padahal personilnya terdiri dari unsur pegawai baik yang sudah berstatus pegawai negeri ataupun yang non pegawai negeri. maka dipilih alternatif nama lain, lalu muncul pilihannya adalah RAHARJA Band, senada dengan jargon kantor. tetapi seiring kesibukan pekerjaan maka penamaan dan kegiatan pembentukan band ini kembali terlupakan dan fokus kepada pekerjaan sesuai kewenangan masing – masing. tetapi semangat pembentukan band dan penamaannya terus menggema meskipun belum mencuat kembali, kayaknya menunggu momentum yang tepat.

Akhirnya Waktu juga yang menjadi saksi bahwa sebuah keinginan jika Allah berkehendak akhirnya bisa diwujudkan. diawali dari rangkaian kegiatan peringatan hari ulang tahun ke79 Kemerdekaan Republik Indonesia di lingkungan kantor kami, Dinas Sosial Provinsi Jawa barat. maka terbentuklah panitia penyelenggara, konsep kegiatan dibahas, sponsor mulai dikontak dan akhirnya digelarlah rangkaian kegiatan perlombaan yang terbagi menjadi 3 tahapan kegiatan besar yaitu Perlombaan olahraga, perlombaan tradisional dan acara puncak.

Singkat cerita seorang pejabat di kantor kami ternyata sekaligus memiliki kemampuan sebagai pencari bakat akhirnya bisa menggabungkan berbagai potensi bermusik dan berlatih di kantor kami, jalan Amir Mahmud 331 Cimahi. Lalu di acara puncaklah menjadi momentum penting penamaan SOSIALITA Band ini disampaikan. tentu sebelumnya melaporkan dulu kepada Ibu Pj Walikota Banjar yang merupakan ibu Kadis kami bahwa penamaan grup band ini mengacu kepada nama dinas kita sekaligus juga memiliki makna lain yang diharapkan menjadi daya tarik tersendiri.

Maka dipanggung acara puncak inilah dibewarakan dan dikumandangkan nama band kami yang terbaru dengan nama SOSIALITA Band dengan personil terdiri dari Nanang Kusmana LJS & Andriani GWM (Keyboard), Wawan HR GRA (Bass), M Taopik GRA (bass), Raga GBKs & Rizal Ikbal F GRA (guitar), Ikhlasqulkamal LU (Saxophone, Yana (kendang) serta ibu Enok Komariah LJS – Rachmi Nurhanifah LJS, Yudha aditya LJS & Rahmat Irawan GRA sebagai vokalis. Selamat berkarya SOSIALITA Band.

Sebagai debut perdana dari grup band baru kami, maka lomba band OPD antar dinas di lingkup provinsi jawa barat dalam acara MUMTAZ yang diselenggarakan di halaman mesjid Al Jabbar menjadi ajang unjuk kabisa awal. Alhamdulillah meskipun tidak masuk 3 besar tetapi ada nilai penting bagi kami adalah menjadi momentum kekompakan dan kebersamaan baik band yang tampil juga para supporter yang begitu bersemangat. bergerak bersama dan bersorak mendukung band kesayangan kami dari 2 lagu yang ditampilkan.

Demikian cerita singkat kami di sabtu kemarin, tapi ceritanya belum selesai karena sore hari di rumah bersama keluarga kecilku, itu yang luar biasa. tambah lagi dengan ‘me time‘ yang paling hakiki adalah melakukan prosesi penyeduhan kopi secara manual alias manual brew dengan menggunakan corong v60 andalan apalagi biji kopi yang digiling dan diseduh ini adalah specialty coffee bean dari Sylvasari kopi gununghalu arabica wine.

Detik – detik tahapan prosesi menjadi sensasi tersendiri. Apalagi keharuman kopi yang hadir pada saat momentum digrinder adalah kenikmatan luar biasa dilanjutkan pas dilakukan penyeduhan, keharuman kopi yang memenuhi udara adalah saatnya yang begitu mendamaikan sebelum ada 2 tahapan kenikmatan lainnya.

Apalagi 2 tahapan kenikmatan selanjutnya?”

Ternyata ada yang kepo, selalu ingin tahu. baiklah atas nama pemenuhan kepenasaran para pembaca langsung saja dijelaskan. 2 tahap itu sebenernya sederhana saja tetapi sangat penting.

Tahap satu adalah ditata dengan baik, simpan bejana berisi kohitala kopi hitam tanpa gula hasil karya ini ditemani gelas kecil kesayangan plus ditambah ornamen tanaman yang ada di sekitar. Tidak lupa biji kopi arabica wine sylvasarinya diajak juga. Lalu ambil posisi pemotretan yang ciamik, cetrèk. Alhamdulillah terdokumentasi dengan jelas dan bersiap untuk upload di medsos.

Tahap kedua dan pamungkas adalah sruputlah dan nikmati. Jangan lupa selalu baca kalimat basmalah, “Bismillahirrohmanirrohim….”
Srupuuut. 
Nikmaat…
Alhamdulillahirrobbil alamin.

Terkait kopinya yang diseduh ini dipesan khusus ke produsennya dan dikirimkanlah kopi arabica wine sylvasari gununghalu. Dengan karakter yang dihadirkan memiliki body yang tebal dengan keharuman memikat, acidity cukup tinggi dan aftertastenya ternyata muncul rasa berry dan sedikit dark coklat yang menyegarkan. Itulah kebahagiaan sederhana yang selalu disyukuri. Selamat menjalani kehidupan dan selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Wassalam (AKW).

PAPANGGIH – fbs

Selamat sore, yuk ah nyerat deui

CIMAHI, akwnulis.com. Senja belum menjadi malam tapi ide menulis hadir harus segera dituangkan dalam jalinan kata yang mungkin memberi aneka makna. Tak lupa karena semangat belajar untuk ikut melestarikan bahasa sunda, maka cara belajarku adalah dengan menuliskan sebuah cerita singkat dalam format FBS (fiksimini basa sunda).

Ini dia tulisan singkatnya :

FIKMIN # PAPANGGIH #

Ulin ka basisir jayanti tapi balikna apruk-aprukan nepi ka asup wewengkon leuweung larangan. Mimitina mah ban motor ngagaur meulah jalan satapak, ban pacul anyar nganjuk ti bengkèl Mang Kosim. Tapi beuki jauh tèh lain manggih lembur, ngadon nanjak loba tangkal geledegan.

Sabot ngaliwatan tangkal kihujan, pes tèh mesin motor ngadadak pareum, erèmna ngonci saharita. Awak ngacleng ka hareup, untungna geus jagoan labuh, jadi teu lila nangtung deui.

Ngarèrèt katukang, kaciri motor ngait kana akar. Leumpang ngadeukeutan. Gebeg!, gigireun motor aya mahluk belang koneng hideung panonna moncorong.

Tapi lain Jang Osid nu borangan ieu mah, komo geus meunang parancah ti Uyut, yèn mahluk ieu mah tong dipikagimir. Tapi deukeutan lalaunan, nyambat karuhun. Teu poho leungeun ngodok kana tas. Geus deukeut teu antaparah deui, asem kawak langsung diulaskeun kana beungeut jeung huntuna. Maung cicing bari nyengir. 

Teu lila kèom tuluy calangap, ngagaur handaruan.
Huaaaaahhhrgggg!!!”
Reup poèk mongklèng. Cag.

***

Fiksimini Basa Sunda atau FBS, sebuah genre menulis fiksi atau karangan berbahasa sunda dengan maksimal 150 kata sudah membangun sebuah cerita lepas. (AKW).

KABESÈKAN – fbs

Tulisan singkat tentang kabesèkan…

FIKMIN # KABESÈKAN #

Jadwal nginum susu protèin ba’da magrib geus matuh dilakonan wanci sabulan. Tapi geuning jalma mah teu leupas tina panyakit poho. Rarasaan botol paranti ngocokna dibawa, pèk tèh tinggaleun. Atuh jadi culang cileung, hanjakal teu manggih botol nu lian sanajan di kotèktak.

Tungtungna aya akal, rèk ngajaran di huapkeun waè sasèndok sasèndok. Kabeneran sèndok mah aya. Bungkus susu protèin dipesèk, sèndok asup jadi sisiukna. Am kana baham, ngeunah euy asa susu coklat bubuk. Lalaunan diteureuy, “Asa seuseut” tapi dipaksakeun wè. Sèndok kadua lancar, ngan pas nu ngatilu geuning kalahka susu bubukna tèh nyangked dina elak-elakan, ateul.

Uhuk!” Sora batuk tarik, tina baham mancawura bubuk susuna, aya ogè nu ameng kana irung, atuh beuki ateul tikoro. Batuk teu bisa eureun, nèangan cai jauh, babalongkèngan bari tina liang irung kebul susu bubuk kaluar kènèh.

Untung babaturan haat nulungan, ngasongkeun cihaneut bari rada kèom. Ningali beungeut diwedak  camèrok ku susu bubuk. Cag.

NGOPI DI TMP CIKUTRA 2024

Ngopi sebelum renungan suci, hayuu…

CIKUTRA. akwnulis.com. Sudah lama nggak sempet menulis tema kopi ataupun ngopi. Padahal ngopinya terus lho, meskipun tetap dijaga minumnya kohitala, kopi hitam tanpa gula. Baik sajian kopi manual brew V60 versi racikan pribadi ataupun sesekali di kafe atau kedai kopi manakala dompet sedang berisi. Bisa juga pilihannya americano ataupun kopi tubruk sekalipun.

Nah tadi malam itu ada momentum yang menarik jika dikaitkan dengan ngopi. Yakni mewakili pimpinan untuk hadir dalam rangkaian peringatan Hari Ulang tahun Ke-79 Kemerdekaan republik indonesia tingkat provinsi jawa barat yaitu Apel Renungan Suci (ARS) di taman makam pahlawan Cikutra Bandung.

Dalam benak sudah tersusun rencana bahwa setelah tiba di rumah maka akan menyeduh kopi manual dengan stok kopi yang ada dari Toko Seribu Kopi yakni arabica halu banana. Lalu dibawa ke acara di taman makam pahlawan lalu ‘ngonten‘ disana.
Eh ternyata rencana tinggal rencana, karena dengan segala kesibukan pekerjaan di hari jumat begitu banyak tugas sehingga baru bisa tiba di rumah itu tepat jam delapan malam. Bersegera mandi, langsung ganti baju dan bercanda sama anak tercinta juga pasti sama ibunya sambil menunggu kawan menjemput untuk berangkat bersama. Maklum acaranya tengah malam, jadi jika bersama-sama minimal ada kawan untuk tidak mengantuk.

Jam sembilan malam ternyata sang kawan sudah datang menjemput, maka setelah mengantar anak kesayangan untuk tidur, barulah berangkat dengan sedikit tergesa. Tapi ternyata itu tadi, sesuatu yang direncanakan terlupa.

Aduh buat kopi nggak keburu, lupa dech!”

Gerutu singkat tapi dalam hati, lalu sebagai antisipasinya coba kontak – kontak kolega pengelola taman makam pahlawan cikutra, minimal segelas kopi tanpa gula ada disana dan bisa digunakan membuat video konten dengan latar belakang batu nisan para pahlawan.

Perjalanan dari rumah hingga sampai ke area Taman Makam Pahlawan sekitar 35 menit dan ternyata benar saja disambut bukan hanya kohitala tetapi di mulai dari minuman bandrek dan bajigur, teh dan kopi serta berbagai kudapan rebus-rebusan yang lengkap. Ada pisang rebus, ubi rebus, jagung rebus, kacang rebus lalu makanan berkuahnya ada bakso panas yang menggiurkan.

Khusus kohitala atau kopi hitam tanpa gula, dibuatkan juga versi tanpa ampas dengan kopinya nescafe sachet. Lumayanlah buat konten meskipun terus terang saja karena lambung sudah terbiasa dengan kopi asli yang benar-benar alami, ini beresiko menghadirkan reaksi di perut nanti.

Nah, pada saat secangkir kohitala ini sudah hadir di hadapan mata, maka segera bergerak dengan membawa cangkir tersebut dengan tujuan mau minum kopi hitam di dekat jajaran pusara makam sambil di video.

Ternyata, 2 pihak langsung mendekat dan melarang dengan tegas.
Pertama, pihak dari  TNI terkait disiplin dan khidmatnya seremoni, tentu ini ditanggapi dengan loyalitas dan penghormatan. Mundur teratur. Tetapi larangan kedua lebih menguatkan untuk mengurungkan niat membuat konten ngopi di taman makam pahlawan ini. Hanya dengan satu kalimat sederhana, “Jangan, nanti menyesal!.”

Sesaat terdiam dan belajar paham atas kemungkinan yang akan terjadi jika kedua larangan ini dilanggar. Sudahlah jangan buat konten macam – macam, buat suasana ngonten biasa saja. Akhirnya diputuskan untuk membuat kontenna di ruangan tempat ibu bos satuan pelayanan TMP ini berada. Tentu dengan permohonan ijin dan persetujuan secara lisan, akhirnya bisa merekam video ngopi disini.

Kebetulan juga ternyata terdapat kudapan jajan pasar tradisional dari mulai awug, lapis dan penganan lainnya dengan tema merah putih. Pinjam satu dan dilekatkan pada secangkir kopi…

Tadaa… kopi merah putih sudah tersaji.

Akhirnya waktu pelaksanaan apel renungan suci dimulai, tentu segera bergabung di barisan untuk memberikan penghormatan formal kepada arwah para pahlawan yang dipimpin langsung inspektur apel renungan sucinya adalah bapak Kapolda Jabar.

Jadi terkait membuat konten minum kopi harus dipikirkan masak – masak karena berbagai kemungkinan bisa terjadi. Juga tidak lupa selalu bertanya dan permisi kepada pihak yang berwenang atau siapapun yang akan kita rekam video di manapun. Pantesan males banget dan terlupa buat kopi dulu di rumah, sudah menjadi tanda bahwa janganlah ngonten minum kopi di tempat yang tidak seharusnya.

Itulah sekelumit kisah ngopi di acara renungan suci tahun ini. Sebuah rangkaian momentum bersejarah dalam memperingati HUT ke – 79 Kemerdekaan Republik Indonesia. Nusantara Baru Indonesia Maju. Wassalam (AKW).

MATIH – fbs

Hanya coretan kecil tentang masa lalu.

CIMAHI, akwnulis.com. Cerita kali ini didasari pengalaman masa kecil dan dibuat tadi malam tepat malam jumat, tetapi khawatir pembaca males meneruskan bacanya karena seolah cerita mistis, padahal cerita singkat biasa saja. Maka baru diposting dan diedarkan sekarang.

Genrenya tetap berbahasa sunda dan hanya 150 kata, cukup baca singkat maksimal 1 sampai 2 menit saja. Selamat membaca dan selamat berhari jumat.

Inilah ceritanya :….

FIKMIN # Matih #

Keur leumpang dina galengan tiluan, balik ngaji ti pasantren Ustad Ahmad. Poèk sabab geus ba’da isya. Aya saeutik caang tina oncor dina lengeun kènca, geus luak leok katebak angin peuting.

Sabot keur laleumpang, dihareupeun aya nu bodas nangtung. Gebeg tèh, hatè ratug tutunggulan. Dadè jeung Jaè mangprèt balik deui bari ngagorowok, “Juriiiig!!!”

Uing ngahuleng, suku ngadadak beurat, pageuh nincak galengan. Panon ngawanikeun mencrong, kaciri nu bodas tèh jiga pocong, aya talian dina luhur sirahna. Beungeutna teu kaciri. Inget kana papagah Ustad, jelema mah mahluk mulya.

Rumpu rampa deukeut suku aya batu, teu antaparah deui. Belewer dialungkeun ka nu ngabelegedeg bodas hareupeun. Bari ngagorowok, “Bismikalllohumma ahya wa  bismika amuuuut!!”

Lakadalah, batu ngeplos ngaliwatan nu bodas. Tetempoan poèk, les teu inget di bumi alam.

Jang Ibro, hudang. Naha bet sarè tibra di galengan?” Sora Wa Uca ngahudangkeun. Uing beunta culang cileung, di riung ku bapa bapa nu balik jamaahan subuh ti masjid wètan. Cag. (AKW).

CURUK – fbs

Carita rèkaan ukur aya dina implengan.

FIKMIN # CURUK #

Teu pira, pèdah ngangkat telepon hareupeun dunungan, “halow mah, sakedap nuju rapat kènèh”

Gantawang tèh dunungan ngajorowok bari tutunjuk, “Kaluar siah, apal teu urang tèh keur ngabahas nagara?!!”

Babaturan gigireun carolohok, komo barudak OB mah teu sirikna sepa. Padahal bahasanna tèh nasib gaji OB keur taun hareup.

Uing teu gimir, nempo curuk ampir antel kana irung. Nangtung bari melong ka dunungan tapi teu ngomong nanaon. Ukur melong wè. Jadi aya dua jalma nu nangtung dina ieu gempungan. Nu lianna diuk bari teu puguh rarasaan.

Diuk siah!!” Dunungan nitah bari curuk masih nojo kana beungeut. Uing ngajengjen nantung, bari melong kosong.  Tina samenit nepi ka lima menit, posisi angger. Uing mah nangtung wè. Dunungan masih molotot bari nunjuk. Teu karasa nepi ka opat jamna. Tungtungna gempungan bubar sabab lampuna dipareuman ku satpam da geus liwat tengah peuting. Uing balik bari ngararasakeun suku cangkeul da lila nangtung. Dunungan mah cangkèpèr. (AKW).

SOSOK PUTIH DI SUAKA INDAH – Kisah nyata.

Mati lampu di perumahan ternyata menegangkan.

CIMAHI, akwnulis.com. Cerita kali ini adalah kisah nyata yang dialami langsung bersama istri sepulang kerja. Sungguh tidak menyangka akan mengalami suasana yang menegangkan dan cukup membuat jantung ini berolahraga mendadak.

Kejadiannya bukan tengah malam kok, tapi sekitar jam tujuh malam. Awalnya perjalanan pulang kerja itu biasa saja tidak ada hal – hal yang aneh. Baru mulai terasa berbeda adalah setelah melewati bundaran air mancur leuwigajah dan melewati jembatan lalu belok kanan. Ternyata suasana sepi dan agak gelap, jikalau terang itu karena lampu motor dan mobil yang sesekali lewat. Kendaraan terus melaju dan posisi di memegang setir sambil melihat pemandangan tidak biasa. Toko – toko gelap termasuk supermarket dan minimarket yang ada.

Kok nggak pake genset ya? Giliran mati lampu jadi gelap semua”
“Iya jadi sepi banget” Istri menimpali.

Semakin mendekati komplek perumahan melewati pemakaman kerkof, suasana semakin sepi dan belok kanan memasuki komplek perumahan suaka indah. Fiks gelap gulita, kecuali lampu mobil yang menerangi kenyataan yang ada. Terasa berbeda sekali suasana komplek perumahan kami kali ini. Sepi dan berasa misterius saja, “Tidak seperti biasa”

Bersama istri sesekali berpandangan tapi tidak banyak kata yang terucap, apalagi gerimis yang sedari tadi menemani telah berubah menjadi hujan lebat yang melengkapi suasana gulita ini. Dingin tidak hanya diluar kendaraan saja, tetapi suasana di kabin kendaraanpun terasa senyap dan hampa.
Mobil kami bergerak perlahan dan belok kiri lurus, belok kiri lagi dan lurus hingga melewati taman RT 04 yang sedang direnovasi kembali.

Mendekat gerbang rumah di sebelah kiri ada gang, dan ketegangan di mulai. Diawali melihat sosok putih agak samar di pinggir gang tersebut, tapi dilewati saja perlahan. Mungkin hanya salah lihat saja.

Hanya saja karena penasaran, mencoba melihat suasana belakang kendaraan melalui spion depan. Deg, jantung sesaat terdiam, karena sosok putih tadi bergerak mendekati belakang mobil kami yang sudah berhenti depan gerbang rumah, menunggu gerbangnya dibuka.

Mata tajam melihat kaca spion tengah dan terlihat sosok putih tadi semakin dekat ke belakang mobil dan.. hilang.

Dilihat di spion tidak terlihat ada sosok putih tadi, hanya kegelapan menyelimuti belakang mobil kami.

Adrenalin terasa mengalir, dan nafas jadi memburu. Doa – doa dibacakan untuk memohon perlindungan Allah Subhana Wataala.

Dada semakin berdegup disaat sosok putih tadi semakin mendekat di kaca sebelah kanan. Mata coba terpejam beberapa kali sambil ucapkan doa tolak bala, tapi bayangan putih itu tetap ada. Diperhatikan sekilas, tetap tidak jelas karena kegelapan yang ada, hanya saja terlihat kilatan mata yang membuat suasana semakin menegangkan.

Tapi ya sudah daripada ketakutan berdua, segera kaca mobil dibuka…. dan, “Astagfirullohal adziiim!!!!” Mulut spontan berteriak sambil melihat seraut wajah dengan senyuman yang sudah dikenal selama ini. Lalu terdengar suara, “Ini kunci rumah pak, tadi saya lihat mobil bapak belok depan komplek”

Istri juga berteriak tapi sekaligus senang, karena yang disangka bayangan putih penuh ketegangan itu adalah Mang Jajang, Sopir kantor yang ditugaskan mengunci rumah yang sedang proses untuk dijual. Mang Jajang mengejar mobil kami dengan mengendarai motor, lalu perkir di gang karena bisa jalan pintas. Lalu mendekati mobil kami dengan menggunakan jas hujan berwarna krem terang.

Selamat malam para pembaca yang budiman, ini bukan kisah horor tapi kisah nyata yang berakhir dengan tertawa senang. Wassalam (AKW).

SI SAYAH – fbs

Tah ieu jieunan Si Sayah.

FIKMIN # SAYAH #

Tah nu nyieun masjid tèh sayah” gorowok pak haji kopèah hideung. Mustami nu lian melong bari nyengir. Uing gè hare – harè wè, sanajan na jero hatè norowèco, “Asa ngiluan nyumbang sanajan teu sabaraha”

Isukna ngiluan gempungan di kantor dèsa ngabahas aplikasi keur perangkat desa. Narsumnya ngomong, “Ini saya yang buatnya, ideu sayah”

Nongton tèlèvisi loba ogè nu ngaku, ‘Hasil sayah ini teh” “Mun euweuh sayah mah moal jadi yeuh” “ku saya wè sorangan ngabiayaanna” sumawonna radio miwah medsos mah, pabalatak kecap sayah tèh.

Tungtungna mah bakatingku teu kuat loba pisan nu ngaku karya sorangan, hasil sorangan bari ngaku jieunan sayah. Kapancing ogè si sayah, buru – buru muka hapè tulas tulis kecap jeung kalimah. Teu kudu lila ngajenglèng tulisan 150 kecap nu buatan sayah. Tapi masih aya nu kudu di ropèa, benerkeun heula. Geus yakin mah tulisan jieunan sayah tèh diapungkeun bari ngagorowok, “Tah ieu buatan sayaaaah.” (AKW).

NENGOK ‘ABAH EMAK’ DI TELUK JAMBE

Sebuah kunjungan sarat makna.

KARAWANG, akwnulis.com. Cuaca panas di daerah Teluk Jambe Karaeang menyambut raga ini sesaat keluar dari kendaraan. Selanjutnya senyuman dari rekan mitra kerja di satuan pelayanan lansia Karawang membersamai kehadiran kami di tanah singaperbangsa ini dengan senyum tulus kekeluargaan dipimpin kepala satuan pelayanannya yang tinggi besar dan santun, bapak Harry.

Tanpa banyak basa – basi langkah langsung terayun menjelajahi areal satuan pelayanan lansia dengan satu tujuan utama, menemui Abah dan Emak.

Memangnya orangtuamu disini dirawat?”

Sebuah pertanyaan menyeruak tapi tidak harus reaktif dijawab. Biarkan sang waktu membuka pemahaman dan menghasilkan pemaknaan tentang arti sebutan abah dan emak ini.

Dalam terminologi bahasa sunda, istilah abah emak ini adalah sebutan anak kepada orangtua ataupun sebutan yang sopan dan hormat kepada orangtua lainnya. Jadi bukan ayah dan ibu kandung kami yang ada disini, tetapi para lansia telantar yang dirawat dan dilayani disatuan pelayanan ini. Secara jumlah terdapat 66 orang yang terdiri dari 36 orang emak dan 30 orang abah.

Mereka ditempatkan di wisma yang terpisah dan menempati tempat tidur masing – masing, meskipun secara kondisi memang kecenderungannya terutama para emak lansia disini kondisinya renta dan butuh perhatian ekstra. Juga masing – masing memiliki kisah pilu yang seringkali membuat trenyuh para perawatnya. Ada beberapa emak yang cukup ‘cangker‘ (jasmani kuat) namun sisanya lebih akrab di bed masing – masing karena kondisi raga terbatas juga ada yang ditempatkan di dekat kamar mandi karena hobinya mandi hingga 15 kali sehari, untung saja persediaan air disini cukup memadai.

Sementara para abah relatif lebih sehat dan terlihat beraktifitas normal meskupun sebagian kecil ada yang tergolek lemah di bed masing – masing. Jumlah abah atau klien lansia lami – laki adalah 30 orang.

Disaat masing – masing didatangi dan disalami, terlihat wajah wajah emak dan abah yang begitu senang didatangi seakan ditengok oleh anaknya yang selama ini hilang atau malah menelantarkan orang tuanya. Ada emak yang memeluk erat sambil berucap tak jelas, tapi yang pasti ada isak tangis yang membuat mata ini ijut sembab, mungkin dia kangen berat sama keluarganya. Ada juga yang langsung menengadahkan tangan sambil bilang nggak punya duit dan belum makan, padahal dari perawat membisiki bahwa emak ini baru selesai makan.

Tetapi latar belakangnya emak ini adalah pengemis tua telantar yang terjaring razia oleh petugas dan akhirnya diantarkan oleh pemerintah kabupaten ke panti lansia ini.

Banyak lagi cerita lainnya hadir dari mulut renta mereka, meskipun terbata tetapi intinya adalah berharap perhatian dan jangan ditinggalkan karena mereka sudah tidak punya siapa – siapa. Sementara melihat para perawat, para pekerja sosial dan petugas lainnya begitu sigap dan akrab dalam memberikan pelayanan seolah seperti merawat orangtuanya sendiri sangat patut diberikan acungan jempol dan penghormatan. 

Sebuah bentuk pekerjaan yang perlu keikhlasan dan dedikasi tinggi karena tidak mengenal hari libur, untuk selalu merawat abah emak dengan ikhlas dan penuh ketelatenan.

Ada satu emak yang memeluk dengan erat tak mau melepas, karena teringat anak semata wayangnya yang entah dimana dan dibayangkan sudah sebesar raga ini. Ada juga yang minta tolong tagihkan utang ke seseorang, padahal itu adalah ingatan terakhirnya 10 tahun silam tetapi karena demensia, seolah itu baru saja terjadi kepadanya.

Ah kadang mata ini tak kuasa menjaga air mata, menghadapi kenyataan kehidupan yang begitu berbeda. Semoga hadirnya rekan – rekan yang ikhlas merawat mereka bukan hanya tentang hadirnya negara dalam merawat rakyatnya yang telantar dan menua tetapi juga memberi harapan kedamaian pada lansia abah emak telantar ini dalam menjalani sisa – sisa umur kehidupannya.

Itulah secuil hikmah kunjungan kami ke satuan pelayanan lansia dibawah koordinasi UPTD PPS Griya Lansia yang berkantor pusat di daerah Ciparay kabupaten bandung yang memiliki satuan pelayanan di Karawang, Garut dan di Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Satu hal lagi yang terpenting adalah jagalah orangtua kita, minimal jika tidak langsung merawat karena waktu dan jarak maka sempatkanlah rutin berkomunikasi via telepon atau videocall untuk memantau kondisi orangtua kita yang merupakan ‘jimat’ bagi anak menantunya. Tapi tetap secara berkala sempatkanlah menengok dan memohon doa terbaik untuk meniti kehidupan ini serta kesiapan kita berinvestasi akherat.

Bagi para pembaca yang ingin berbagi maka bisa DM di instagram dengan alamat @rslugriyalansia.dinsosjabar atau datang langsung ke lokasi Griya Lansia Ciparay dan satuan pelayanan lainnya. Untuk di karawang terletak di jalan rayaTeluk Jambe nomor 129  Kabupaten Karawang. Wassalam (AKW).

Strategi Zero New Stunting

Doorprize & Strategi ZNS

MAJALENGKA, akwnulis.com. Sebuah acara pembagian doorprize di halaman belakang rumah dinas alias pendopo bupati majalengka yang berupa kuis pertanyaan dari pejabat yang hadir dengan hadiahnya sepeda lipat tentu menjadi penyemangat bagi seluruh hadirin yang sudah mengikuti Rakerda IKAPTK se jawa barat. Pertanyaan dari Sekretaris Daerah Provinsi Jawa barat sekaligus menjadi ajang sosialisasi strategis yang perlh dipahami oleh seluruh kalangan yang berkepentingan dan atau bertanggungjawab dalam penurunan persentase stunting di provinsi jawa barat.

Bagaimana strategi efektif dalam penurunan stunting di jawa barat dengan cara Zero New Stunting (ZenTing)?’

Inilah kesimpulan jawaban dari para peserta yang tampil ke depan dan disempurnakan oleh bapak sekda, ini dia penjelasannya :



STRATEGI dalam mewujudkan zero new stunting atau tidak ada lagi stunting baru di wilayah provinsi Jawa Barat adalah dengan melakukan langkah teknis yang terbagi dalam 2 dimensi waktu yaitu waktu sebelum melahirkan dan waktu sesudah melahirkan.

Waktu sebelum melahirkan berarti dalam posisi kehamilan sang ibu dimana disyaratkan minimal adalah :
1. Rutin mengkonsumsi vitamin penambah darah, tentu ini menjadi peran penting berbagai pihak khususnya dinas kesehatan provinsi, wabilkhusus dinas kesehatan kabupaten kota yang memiliki pasukan bidan desa dan koordinasi puskesmas di wilayah masing -masing.
2. Melakukan pemeriksaan rutin minimal selama 6 kali dalam masa kehamilan.
3. Asupan makanan khususnya protein hewani secara rutin minimalnya 4 macam : daging, telur, ikan dan susu.

Disaat setelah melahirkan adalah pada fase BADUTA (bayi 2 tahun) atau 0 sampai 24 bulan usia bayi. Ini kembali dibagi 2 fase yakni :
Pertama fase usia bayi nol sampai dengan 6 bulan adalah diberikan ASI eksklusif.
Kedua pada fase 6 bulan sampai dengan 24 bulan adalah ASI ditambah makanan pendukung yaitu MPASI baik daging, ikan, telur dan susu formula.


Itu adalah strategi teknis untuk menurunkan angka stunting di provinsi jawa barat yang disampaikan bapak Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat.

Ternyata ada kendala klasik dalam melaksanakan strategi ini yakni kesadaran bapak – bapak para suami yang secara disengaja dan tidak ternyata menjadi penghambat pemberian susu eksklusif untuk bayi buah hatinya karena rebutan ‘pabrik susu alaminya’.

Bagaimana cara mengedukasi dan menjelaskannya kepada bapak bapak para suami?”

Pertanyaan penting yang sangat perlu dibahas secara khusus. Wassalam (AKW).