
CIJUMBLENG, http://www.akwnulis.id. Dikala rehat sejenak dari kesibukan yang ada, ternyata datang bertubi tugas untuk dikerjakan, dituntaskan dan dihadiri. Maka tidak ada pilihan lain, kontak istri tercinta dan sampaikan ada tugas negara yang harus dikerjakan. Alhamdulillah pasangan hidupku paham atau mungkin berusaha paham saja dengan keadaan tugas meskipun sebenarnya berharap suaminya bisa pulang dan berkumpul bersama anak istri di malam hari. Tapi itulah dinamika tugas, semoga besok lusa ada kesempatan waktu atau harus diciptakan keluangan waktu untuk bisa bercengkerama dengan keluarga khususnya disaat memasuki akhir minggu. Malam sabtu ternyata harus bergerak dan menuju satu tempat demi sebuah tugas membersamai pimpinan.
Di kantor kami sudah terbiasa dengan istilah TKW, bukan singkatan tenaga kerja wanita tetapi tenaga kerja weekend. Dimana diawali dari rutinitas divisi kami yang selalu saja kegiatan dinas itu justru semakin banyak di hari sabtu minggu. Baik undangan acara secara langsung juga disposisi para pimpinan untuk menghadiri, mewakili dan menyampaikan sepatah dua patah kata dalam format sambutan, keynote speech atau materi paparan tentang kejawabaratan.
Maka disaat itulah improvisasi harus hadir dan tampil keatas podium tentu dengan beban dan tantangan bisa merepresentasikan pimpinan atau minimal bisa menyampaikan poin penting tentang visi dan misi jawa barat. Jika sekedar membacakan teks sambutan yang sudah disiapkan maka bukan tugas yang berat, namun berdiri di podium sebagai wakil pimpinan itulah tantangan sebenarnya. Bagaimana audien gang hadir mau mendengarkan dan memperhatikan ucapan kita adalah tantangan berat.
Disinilah ide untuk membuat MIPAN atau mini pantun. Karena kalau pantun biasanya ada 4 baris tentu dengan akhiran yang sama, seperti contohnya :
Bunga mawar mekar di pagi,
Wangi harum mengundang rasa.
Senyum ceria hati bersemi,
Bersama teman, hidup bahagia.
Namun dalam prakteknya apalagi mengusung momen spontanitas, akan kesulitan untuk menghafalnya dan langsung disampaikan di forum sambutan. Maka cara paling efektif adalah dengan MIPAN ini. Dari situlah ide tentang urusan MAKAN TAHU itu dimulai.
“Kenapa pantun mininya diawali dengan makan tahu?”
Jawabannya sederhana, karena kalimat makan tahu akan berima dengan kalimat ‘I love you’ tinggal ditambah saja dengan kalimat lanjutan yang relevan dengan suasana, nama orang, jabatan tamu VIPnya atau yang paling umum adalah :
Makan tahu pakai tangan kanan
I love you para tamu undangan.
Berdasarkan pengalaman beberapa kali melontarkan mini pantun ini dapat membuat suasana lebih santai, akrab dan tentunya ceria. Setelah itu masuk ke dalam konteks tema kegiatan dan akhirnya tak terasa tugas mewakili pimpinan untuk berbicara di depan umumpun kelar.
“Apakah tidak khawatir, audien bosan dengan mini pantun makan tahu?”
Sementara tidak memusingkan itu, biarkan penugasan mewakili untuk.memberikan sambutan oleh pimpinan terus berjalan dan mini pantun ini terus diucapkan. Mungkin besok lusa ada titik jenuh dan mengganti dengan istilah lain. Semuanya mungkin karena perubahan itu adalah keniscayaan. Selamat menikmati mini pantun kami. Wassalam (AKW).
Makan Tahu di daerah Cipaku
I love You para pembaca Blog akuuu…