Berjumpa dg KABAH dalam tugas.

Mengantar Jemaah Lansia Umroh wajib.

MASJIDIL HARAM, akwnulis.id. Sore itu getaran hati begitu kencang dikala taksi yang kami bertiga tumpangi bergerak membelah lalulintas di kota Mekah. Getaran semakin menjadi bukan karena banyaknya pemeriksaan dari aparat keamanan di Kota suci ini tetapi sebuah gejolak haru yang tak tertahankan karena akan melihat langsung Kabah, sebuah tujuan utama selama 5 waktu setiap hari menjadi arah shalat fardhu kita. Pemeriksaan di jalanan cukup ketat, lebih dari 5 kali diberhentikan dan ditanyakan terkait tanda pengenal berupa kartu NUSUK. Sebuah identitas resmi yang harus dimiliki para calon jemaah haji.

Bagi kami kloter terakhir penerbangan ibadah haji kali ini penuh tantangan. Karena bis shalawat diberhentikan sementara untuk persiapan kegiatan puncak haji di arafah muzdalifah dan mina padahal kami harus tetap melaksanakan ibadah umrah wajib sebagai syarat awal pelaksanaan haji. Tentu yang kami utamakan adalah koordinasi dengan para ketua KBIH sebagai ketua rombongan dan ketua regu agar jemaah langsung melaksanakan umrah wajib sementara petugas bisa belakangan setelah jemaah mayoritas tuntas berumrah. Maka pilihan naik taksi kami anggap lebih praktis meskipun harganya bisa gila-gilaan. Ya sudah jalani dan hadapi saja.

Taksi berhenti di dalam terowongan dan setelah membayar biaya 50 real bertiga yakni Bapak Ketua Kloter, pembimbing ibadah dan diriku maka kami bertiga menuju eskalator yang ternyata langsung mengarah ke WC 3 dan tentunya langsung berada di gerbang pintu masuk Masjidil Haram, Masyaallah Tabarakallah.

Bertepatan dengan kumandang adzan magrib, maka kami bersegera menyesuaikan dan ikut shalat magrib di pelataran masjidil harom. Setelah itu barulah bisa memasuki area dimana Kabah berada. Setelah mewati gerbang mesjid, lalu lurus dan turun melalui eskalator, disitulah degup jantung begitu kencang karena dihadapan raga yang rapuh dan tiada daya ini terlihat batu hitam hajar aswad, Kabah yang berdiri kokoh menyambut kedatangan berjuta umat muslim dan segala penjuru dunia. Doa melihat Kabah dilafalkan dilanjutkan dengan memulai prosesi tawaf dimana hati ini bergetar dan mengharu biru, “Bismillahi Allahuakbar” dimulailah prosesi mengelilingi Kabah dengan berbagai lantunan doa, shalawat hingga berbagai doa di sampaikan karena inilah tempat terbaik dimana doa akan segera dikabulkan juga beribu pahala akan didapatkan.

Desak – desakan manusia yang mengelilingi Kabah inipun ternyata memberi isyarat penting tentang makna kesabaran dan keikhlasan. Disaat badan ini terdorong keras oleh rombongan manusia yang berusaha memotong jalur demi mencium hajar aswad termasuk melihat seorang ibu yang terjepit dan meringis kesakitan, muncul sebuah tanya, “Apakah karena obsesi mencium hajar aswad dengan segala keutamaannya harus mendzolimi orang lain yang sedang berusaha melaksanakan tawaf?”

Mungkin pendapat masing – masing berbeda, tapi penulis memilih untuk tidak dzalim atau menyakiti orang lain demi mencapai dan mencium hajar aswad. Aktifitas selanjutnya adalah melakukan prosesi Sa’i yaitu berkeliling dari bukit sofa ke bukit marwah selama 7 kali. Sesuai aturan yang sudah dipelajari pada saat manasik haji, maka ucapan doa di kala mulai bergerak, disaat berada dibawah lampu berwarna hijau dimana laki-laki fisunnahkan untuk berlari kecil hingga berdoa di bukit marwah dengan menghadap kembali ke kiblat semakin menebalkan rasa iman kita dan menguatkan tentang bagaimana sejarah panjang tentang perjuangan nabi ibrahim dan siti hajar di masa lalu.

Akhirnya setelah prosesi sa’i berakhir maka tuntas sudah pelaksanaan umroh wajib yang dipungkas dengan pelaksanaan tahalul yakni mengguntinh sedikit rambut dengan mebaca doa, “DOA TAHALUL”. Tidak lupa juga menyempatkan untuk meminum air zam zam yang tersedia berlimpah ruah di berbagai titik masjidil haram. Di lokasi Sa’i air zamzamnya begitu dingin seperti didalam kulkas. Sementara yang diluar terutama di pelataran air zamzamnya tidak terlalu dingin tetapi tentu tetap enak nikmat menyegarkan dan berpahala serta memberi efek penyembuhan.

Setelah tuntas semua, kami bertiga kembali meninggalkan masjidil haram dan kembali berhadapan dengan sopir taksi yang mematok harga tidak manusiawi. Ya sudah dibayar saja patungan bertiga dengan harga 2 kali lipat sewaktu kami berangkat. Yang penting kami segera bisa tiba di hotel dan beristirahat karena esok hari banyak sekali tugas yang harus dilakukan terutama menyangkut nasib beberapa jemaah yang terpisah rombongan juga terpisah dari koper besarnya yang tak kunjung datang. (AKW).

Unknown's avatar

Author: andriekw

Write a simple story with simple language, mix between Indonesian and Sundanese language.

2 thoughts on “Berjumpa dg KABAH dalam tugas.”

  1. Kabah hanyalah sebuah bangunan kubik, namun ketika Allah menurunkan kemulyaan, keagungan padanya maka milyaran Muslimin menjadikan kiblat dalam sehari 5 waktu.

    Allahumma zid hadzal baiti tasyrifan wa ta’dziman wa takriman…..

    Like

Leave a comment