
CIMAHI, akwnulis.id.
AssalamualaikumWrWbr..
Hatur nuhun Ka Gusti Allah Nu Maha Suci
Takdir Pasini Ngawangun Jangji.
Ibu rama miwah mitoha nu janten berlah cukang lantaranna.
Ngawidian ngadahup pikeun nyangking bagja.
Dina wirahma Sakinah Mawaddah Warrahmah, kulawargi anu rukun salawasna.
Nuhun Neng Mia 10 tahun nampi sapuratina.
Hayu sasarengan silih jagi silih riksa. Silih èlingan ulah asa-asa.
WassalamWrWbr.
***
Ini bukan naskah pidato kawan, tetapi sebuah curahan hati yang berharap mewakili sebuah rasa dan kilasan pengalaman menapaki kehidupan dalam kerangka rumah tangga.
Pasti kalimat selanjutnya adalah SAMAWA, yakni Sakinah Mawaddah Warrahmah. Sebuah kalimat yang memberi kekuatan nyata bahwa membangun rumah tangga bukan hanya urusan kedua pasangan saja tetapi sebuah Takdir Illahi, keterhubungan dengan manusia secara silaturahmi juga bagaimana menjadi bagian penting menjaga lingkungan tetap alami dan dengan aneka fungsi.
Waktu 10 tahun pernikahan akan terasa sebentar bagi yang sudah melewatinya tetapi tidak sedikit yang masih tertatih saling memahami meski baru hitungan bulan dan akhirnya berpisah dengan alasan klise ‘tidak ada kecocokan”.
Memang semua pasangan tidak ciples cocok satu sama lain, tetapi dengan sebuah janji suci pernikahan maka keterikatan lahir bathin itu harus diikuti dengan sebuah rasa saling menerima dan saling memberi kekurangan serta kelebihan yang dimiliki masing-masing. Jangan berharap pasangan hidup kita tiba – tiba cocok, tapi berharap dan berdoa menerima apa adanya menjalani dan mensyukurinya, itu yang utama.
“Mengapa menulis captionnya berbahasa sunda?”
Itulah sebuah anugrah Allah kepada hambanya untuk bisa mengutak-atik kata sekaligus melestarikan budaya bahasa ibunda yang pituin kelahiran ciamis tetapi sekarang sudah menjadi mukimin di daerah Bandung Barat.
Terima Kasih. (AKW).