NGOPAY Kaum Rebahan.

Nikmati lagi sajian coffee, suatu hari nanti.

Photo : Coconut Milk Coffee WP / dokpri.

KOSUIN, akwnulis.com. Mendamaikan rasa dan menge-charge semangat bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Beraneka aktifitas tentu akan menjadi pilihan yang sangat menyenangkan, dari mulai jalan bareng keluarga atau masak bareng di rumah hingga naik gunung atau menikmati adrenalin terpacu menggunakan motor trail dan kendaraan offroad menembus alam liar yang (mungkin) belum terjamah.

Makan bareng di cafe, restoran, kedai atau rumah makan bersama keluarga di hari libur serta sambil ber-tawaf di mall adalah aktifitas kebersamaan yang biasa dilakukan oleh keluarga pada umumnya.

Tapi….. sekarang semuanya berbeda.

Kebersamaan yang paling mudah dengan beredar di mall, makan bareng di restoran berkongkow bersama kawan, kolega, keluarga atau sanak saudara …. sekarang penuh kekhawatiran karena pandemi virus tak kasat mata sedang mendera.

Menjeda bersama, menahan keinginan untuk semua aktifitas itu ternyata berat rasanya.

Sekaranglah kesempatan untuk mengubah haluan kebiasaan dimana awal tahun lalu gerakan kaum rebahan itu dipandang sebelah mata. Tetapi sekarang, pilihan menjadi kaum rebahan ternyata bisa mencegah kehancuran dunia karena bisa memutus rantai penyebaran virus covid19 yang ternyata semakin merajalela.

Jadi, marilah rebahan di rumah, yaa.. agak bermalas-malasan di rumah… meskipun ternyata setelah 9 bulan berusaha menjadi kaum rebahan…. eh bosan jugaaa…

Photo : Nasgor WP / dokpri.

Tetap pertahankan kemalasan… eh kaum rebahan ini sebelum jelas bahwa pandemi ini tuntas.

Karena, jika sudah terpapar. Urusannya panjang dan berdampak tak terbayangkan. Selama kita berusaha menghindari, Insyaalloh akan terlindungi.

Jadi, maafkan kawan. Jikalau diriku ini seakan menghilang dari peredaran. Sulit diajak makan bareng diluar meskipun katanya ini mah restoran terbuka di alam.

Jikalau terpaksa makan bersama, pasti memilih yang meja kursi hanya berdua, duduk berhadap-hadapan dan terpaksa bergiliran membuka maskernya. Hikmahnya adalah, jika kita sedang buka masker dan menyantap makanan maka yang ada dihadapan kita tetap tutup masker sambil bonusnya bisa melihat wajah kita yang sedang mengunyah dengan seksama…. begitupun sebaliknya.

Jadi, untuk mengobati kekangenan menikmati makanan dan merasakan enaknya ngopay, tak ada salahnya memposting sajian kopi dan juga pilihan menu makan siang di sebuah tempat makan yang rimbun alami dan mendamaikan hati.

Meskipun para pembaca tulisan ini jangan terjebak dengan momentum, ini bukan info update tetapi dokumentasi aktifitas beberapa waktu lalu sekaligus mengobati kerinduan akan kenikmatan makan dan ngopay diluar kediaman.

Kalau mau info update, tinggal pilih aja media online ternama atau nyalain televisi dengan saluran umum yang ada. Pasti info hangat dan terbaru yang akan hadir tersaji di gadget kesayangan kita.

Sekali lagi, selamat mempertahankan status menjadi kaum rebahan yang bisa menyelamatkan dunia sambil posting gambar-gambar aktifitas masa lalu yang tentunya bisa kembali kita lakukan setelah badai pandemi ini berlalu. Wassalam (AKW).

Pake MASKER Yuk.

Minimal pake MASKERnya Guys…

LEGOK EMOK, akwnulis.com. Liburan pergantian tahun disarankan untuk dihabiskan dengan bercengkerama bersama keluarga tetapi karena sebuah komitmen tugas sekaligus menjadi bodyguard ibu negara yang bertugas di instalasi gawat darurat yang juga rentan dengan kemungkinan hadirnya si covid19.

Jadi antisipasi pencegahan menjadi utama, masker tak pernah lepas dari wajah dan selalu menggunakan hand sanitizer atau mencuci tangan jikalau ada kesempatan. Apalagi pas pulang ke rumah, semua pakaian kotor langsung di rendam cairan detergen bersama dettol. Peralatan elektronik, dompet dan pernak pernik segera bergabung di mesin steril untuk menerima paparan sinar ultraviolet selama 10 menit. Tentu smartphone diusakahan dalam keadaan mati demi melindungi aplikasi dan berbagai komponennya dari paparan sterilisasi.

Mandi dan keramas sehari 3x sudah menjadi hal biasa, ini ihtiar sederhana manakala keluar rumah, kemanapun, sebentar atau lama maka wajib melakukan mandi plus keramas. Tujuannya sederhana untuk melakukan pencegahan, sebuah iktiar adaptasi kebiasaan baru dalam suasana dunia yang sedang dilanda pandemi.

Bosankah dengan rutinitas ini?”

Tentu bosan, apalagi orangtua dan anak yang praktis tak pernah keluar rumah. Tapi itulah sebuah kenyataan yang harus dijalani semua. Melatih kesabaran dan ketelitian tingkat tinggi demi menghindari terpapar oleh virus yang tak jelas bentuknya tetapi nyata dampaknya.

Photo : Perlengkapan pencegahan / dokpri.

Nah, dikala melihat media sosial. Terlihat betapa banyak rekan-rekan, saudara-saudari yang beredar berwisata bersama keluarga besar juga tidak sedikit yang mengabaikan penggunaan masker atau pake masker tapi hanya hiasan… ah hanya bisa mengelus dada….. Inilah kenyataan yang ada.

Sulit memang untuk mengendalikan diri dari hasrat beredar dan bersua bersama keluarga, kolega dan handai taulan yang ada apalagi dalam momentum liburan yang memang cukup berharga.

Tapi, pengendalian diri bersama yang sebenarnya bisa mencegah semuanya. Sayangnya tidak semua miliki kendali yang sama, sebagian men-justifikasi bahwa beredar terbatas itu tidak mengapa. Padahal penyebaran covid ini sudah tidak pandang strata, siapapun bisa kena dengan dampak yang berbeda-beda.

Maka cara terbaik adalah kendalikan diri, kendalikan keluarga terdekat kita agar tetap patuh dengan protokol kesehatan yang ada.

Jangan terjebak oleh stigma bahwa orang yang mati-matian mencegahpun itu bisa kena. Itu ranahnya Takdir Illahi Tuhan Yang Maha Kuasa, tetapi jikalau kita sudah berusaha mencegah, insyaalloh hikmah dan berkah akan melindungi kita semuah….

Memang sekarang semua berbeda, serba terbatas dan penuh rasa khawatir yang mendera. Tetapi ingat kawan, kepedulian dan kedisiplinan kita yang akan membuat kita bisa melewati cobaan ini bersama.

Selamat berlibur panjang dan tetap menjaga diri dengan mengutamakan protokol kesehatan.

Minimal pake masker

Minimal itu….

Ah gemes deh, semoga semua diberi kesadaran untuk bersama-sama mencegah penyebaran dengan pengendalian diri dan tak banyak beredar.

Kalaupun harus beredar, maka bersih-bersih raga, peralatan dan juga jiwa ditenangkan sebelum kembali berkumpul dengan keluarga. Wassalam (AKW).