Memori Perubahan.

Berubah itu penting, tapi tetap waspada.

Photo : Ini setum kakak / dokpri.

BOJONGHALEUANG, akwnulis.com. Sebuah hingar bingar aktifitas pembangunan terus bergerak seiring perubahan jaman. Lahan yang dahulu tak bertuan telah berubah menjadi area yang dihilirmudiki aneka kendaraan… raga terdiam tetapi jiwa tetap bisa berontak dan ikutan belajar memaknai kenyataan.

Begitupun dalam hati kecil ini, ada perubahan radikal seiring waktu yang tak sengaja mencuri kenangan. “Apakah perubahan itu penting?” …. “dan betulkah jikalau tidak berubah berarti mati?”

Itulah dimensi yang dihadapkan terhadap multi persepsi. Jika ditanya pada diri yang rapuh ini, maka akan sejalan dengan semangat perubahan itu penting. Tetapi disaat ada istilah ketidakberubahan disandingkan dengan mati, mungkin perlu dielaborasi tanpa menghancurkan semangat awal adagium ini hadir disini.

Istilah mati adalah sebuah pernyataan semangat, sehingga kata perubahan menjadi dramatis dan akan diperhatikan oleh semua pihak… sehingga akhirnya melakukan penyesuaian atau adaptasi…. dengan kondisi baru yang tentu berbeda banget dengan masa lalu… makanya sekarang booming istilah Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)… hati-hati menulis dan membacanya, serta teliti dalam menuliskannya karena hilang 1 hurup akan mengakibatkan perubahan makna yang begitu signifikan.

Photo : Bongkar dan tuntaskan / dokpri.

Nggak percaya?….” Silahkan coba hilangkan hurup r di kata terakhir sehingga kalimatnya adalah AKB : adaptasi kebiasaan bau…. jauh banget khan artinya?…

Maka kembali kepada perubahan, jangan takut kawan… kita jalani dan kita ikuti dengan senantiasa rasa syukur kepada Illahi. Karena sejalan waktu, jiwa kita berubah lebih dewasa dan bijaksana begitupun dengan raga, semakin berkurang kemampuannya, keindahannya serta kesempurnaannya… itulah hakiki kehidupan kita.

Kembali kepada hinggar bingar pembangunan dan sesekali debu-debu beterbangan memenuhi lalu lalang kendaraan pengangkut yang besar dan teriakan perintah ditengah kebisingan. Maka jangan lupakan masa-masa awal, asbabun nuzul, asal muasal… jadikan bahan renungan serta tasyakur akan nikmat kehidupan.

Begitupun sajian kopi hitam gula sedikit di gelas sederhana sajian teteh warung dilengkapi tatakan piring… asli piring makan bro…. 🙂 :)……. hadirkan memori masa lalu dikala baru bisa menikmati kopi…. ya kopi ini, kopi sachet yang dijual bebas di kios-kios kecil dan warung kopi.

Photo : Kopi hitam warung yang nikmat / dokpri.

Meskipun seiring waktu telah bergeser ke kohitala, sajian kopi hitam tanpa gula dengan metode manual brew V60…. ternyata sajian kopi warung ini mengingatkan kita bahwa awalnya inilah kenikmatan kopi yang ada. Inilah asal muasal kenikmatan kopi yang ada… ya 2 dekade lalu.

Jikalau sekarang kohitala adalah kenikmatan, itulah perubahan. Jangan dilawan tetapi dijalani dengan tetap mengedepankan prinsip kewaspadaan, insyaloh kenikmat berkahan akan menaungi kita.

Sruputtt…. hmmmm bukan rasa yang menjadi goda tetapi kenangan manis di masa silamlah yang menggerakan bibir untuk tersenyum dan hati gejolak kembali tenang. Selamat mensyukuri perubahan kawan, Wassalam (AKW).

Teh Bening HH

Sruput dulu di jumat berkah..

BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah kata berpadu dengan aneka kata yang lain, terkadang tergoda untuk menghadirkan sebuah cerita tanpa makna. Terhambur dari mulut dan menyebar mengisi ruang udara. Melayang atau mungkin terbang menghilang.. hingga tiba diindera pendengaran dan jadilah sebuah cerita kehidupan.

Sebuah kata yang keluar dari mulut memenuhi udara ternyata tidak hadir begitu saja. Diawali kereteg (bisikan) hati yang berproses rumit dalam tubuh hingga akhirnya muncul melalui ucapan, barulah sang kata tiba. Jadi jikalau hatinya gelap maka kata-kata yang terhamburpun gelap dan meruncing sehingga mudah menyayat hati dan perasaan yang lain.

Photo : Rose Tea at Herbal House / dokpri.

Itulah sebuah ungkapan dikala memandang dua gelas bening berisi minuman menyegarkan ini. Betapa indah dan menyegarkan. Kebeningannya ini yang menggugah hati, begitu transparan dan pas disruput……. ternyata ada rasa…. rasa teh putih dan rasa mawarnya hadir memenuhi rongga mulut dengan kehangatan dan keharuman yang menggugah.

Disajikan dalam gelas kembar bening dalam suasana alami, memberi inspirasi dan ketenangan hati. Srupuuut gan…. nikmaat.

Jadi di jumat berkah ini, mari kita beningkan hati sucikan niat dan berjanji untuk senantiasa menjadi hamba yang baik dan berhati tulus, sehingga hamburan kata dari mulut dan nafas kita adalah kebaikan, ketenangan dan kejujuran serta mampu menginspirasi. Wassalam (AKW).

CEMBURU & Kenikmatan.

Cemburu itu bumbu, syukur itu nikmat.

Photo : Es campur spesial / dokpri.

GARUT, akwnulis.com. Panasnya siang menyebar kegerahan dari segala penjuru angin, apalagi ditambah hati yang sedang terbakar api cemburu, betapa terasa panas membara luar dan dalam.

Langkah kakipun terasa berat tanpa arah dan tujuan, hanya setitik semangat saja yang masih membuat bertahan, niat untuk membalas dendam.

Tetapi ternyata, waktu dan kenyataan sering tak terlihat tetapi dibalik itu kompak menyelenggarakan pertemuan mini dan berdiskusi meskipun sedikit pihak yang dapat mengamati. Membahas banyak hal, termasuk bagaimana caranya menenangkan sejumlah hati yang hampir gosong terbakar api kebohongan dan penghianatan.

Disinilah sang waktu dan kenyataan bersatu, mengabdikan diri menjadi wujud sebuah momen yang menyenangkan dan berbekas mendalam dengan segala keindahan dan kedamaian. Juga hasil akhirnya adalah hilangnya dendam dan berganti menjadi perasaan kasih penuh sayang.

Sebagai awalan, sajian penyejuk hati adalah sebuah minuman es campur yang dikemas diatas kelapa muda yang dibelah mendadak begitu rupa. Rasa manisnya menggugah rasa ditambah kesegaran alami buah kelapa dan dinginnya es batu yang melingkupinya hadirkan sejumput damai dan dinginkan perasaan.

Selanjutnya sajian makan siang yang begitu banyak pilihan, tak bisa mengelakkan wajah terhadap ikan goreng yang berdiri menantang. Seolah memberi peluang untuk mencurahkan dendam dan kemampuan.

Photo : Wajah mupeng versi Aa Riz / dokpri.

Wajah yang sulit dikontrol terlihat absurd dihadapan sajian makan siang. Lidah menjulur kecil dengan mata menatap tajam penuh harap, bagaikan kucing yang rindu kriuknya ikan gurame goreng. Tenang, nanti kebagian kawan.

Itulah momen pertemuan yang mendamaikan. Hati dan rasa tidak lagi membara karena diberi treatment dingin yang menyenangkan. Dilanjutkan dengan pendekatan kekenyangan sehingga tidak terasa, hanya bisa bersandar tanpa banyak kata-kata.

Mamam yuk… nyam nyam nyam.

Piring dan mangkuk tandas tiada sisa, kecuali duri-duri dalam daging serta seonggok penyesalan. Wassalam (AKW).

Note : Nuhun jamuannya Mr D&D

Caffelatte Intime.

Sruputan ini menjadi dilema…

BANDUNG, akwnulis.com. Dikala dikau hadir beralaskan cangkir merah ati penuh kecerahan, langsung mulut terdiam karena terpana dengan keindahan. Sebuah karya barista yang begitu menggugah rasa. Lukisan berbeda yang hadir diatas permukaan dunia.

Biasanya langsung sruput tanpa banyak jeda, sekarang agak terdiam karena hadirkan dilema. Pertama adalah keindahan dan kedua adalah momen yang tergambar diatas sajian latte sore ini begitu menggoda. Hayu ah…..

Betapa tidak sebuah kedekatan yang seakan tanpa batas, penuh dengan romantisme dan harapan. Meskipun mungkin urusan kepercayaan menjadi nomor ke sekian, tetapi inilah suasana yang tidak mudah untuk dilupakan.

Baiklah, namamu ku berikan CAFFELATTE INTIMATE, jadi kata akhirannya senada, khan jadi enakeun nyebutnya juga menjadi mudah untuk memghapalkannya.

Tapi akhirnya dengan berat hati, harus diseruput juga. Karena memang itu tujuannya memesan secangkir caffelatte. Tiada lain demi memenuhi dahaga kafein sore ini. Meskipun ternyata tertahan karena terpesona oleh gambar olahan barista yang memancing datangnya kenangan masa silam bersama para mantan…. Ups.

Selamat bermalam minggu kawan, jangan lupa menikmati keindahan dan kenangan masa silam. Tidak usah melawan atau berusaha melupakan masa lalu, biarkan saja menjadi pondasi janji dan dasar sikap bijak di hari ini. Wassalam (AKW).

***

*) Lokasi : Herbal House by The Lodge, Jl. Sumur Bandung No.6 Kota Bandung.