CIMAHI, akwnulis.com. Eksplore kedai dan atau cafe kopi di sepanjang Jalan Pasantren Kota Cimahi terus berlanjut, diawali dari Cafe Rumah Pinus Coffee, lalu cafe DISINIcoffee dan sekarang ke arah atas kembali bersua dengan cafe yang menyajikan menu kopi kohitala, yakni cafe ‘Cenghar Kopi‘.
Cénghar adalah kata dalam bahasa sunda yang berarti segar, melek dan lebih waspada. Mungkin itu yang dimaksud sang pemilik cafe ini, setelah datang dan menikmati sajian dari menu yang tersedia maka akan segar dan ceria kembali, i hope so.
Menunya banyak, tapi aku mah mau nulis yang kurasakan, kimunim eh kuminum, kumakan dan akhirnya kutulikan…. eh juga kubayar lho… jadi bukan endorse yaaa..
Urusan setelah tulisan ini ada yang baca dan jadi mau datang ke cafe-cafe ini… itu mah silahkan, anggap saja ini secuil referensi bagi siapapun yang kebetulan kepengen ngopi di wilayah sini.
Pertama, V60 Arabica Gunungtilu honey. Menu kopi pertama yang dipilih, untuk diracik sang barista Kang Dandi dengan komposisi beannya 15gr dan air 120ml pada suhu 85° celcius.
Hasilnya adalah sajian kopi dengan aftertaste berry sedikit manis-manisnya dan body serta acidity medium. Hanya saja dari sisi suhu agar kurang pas panasnya, mungkin sang barista ngejar agar aciditynya keluar, tapi itulah rasa yang ada.
Photo : Roti Aceng Munu’u / dokpri.
Kedua, Roti Aceng Munu’u. Roti ini dipilih karena home made dan mengandung kopi serta bentuknya kembung (munu’u, bahasa sunda). Disajikan dengan taburan tepung gula putih dan sebuah strawberry nangkring di puncak munu’unya, rasa lumayan didukung suasana alami area cafe cenghar ini. Namanya roti Aceng alias Ala-Cenghar, ada-ada aja, kirain yang bikinnya pak Aceng, temen kantor yang kebetulan rumahnya sekitar cimahi.
Ketiga, Javanesse Arabica Gunungtilu wash. Sajian kohitala (kopi hitam tanpa gula) tapi versi dingin sebagai menu penutupnya. Rasa dingin dan pahitnya kopi memberi tambahan sensasi segar (cenghar) dengan acidity lumayan plus aftertastenya berry, menutup jumpa kita di cafe ini. Tak bisa berlama-lama karena ada urusan lain yang nggak bisa ditunda.
Keempat….. Selamat ngopay di Cimohay kawan, Wassalam(AKW).
***
Lokasi : Cafe Cenghar Kopi, Jl. Pasantren No. 131 Cibabat Kota Cimahi.
GARUT, akwnulis.com. Lungsur ti lantai 18 muru ka lobby mung sakolépat da numpak lift nu canggih. Saatos panto lift muka, teras muru ka resepsionis, badé nyanggakeun konci kamar.
“Barang-barang di kamar parantos kosong pak?” Padamel hotél naros.
“Teu acan Kang, sakedap urang bérésan” Gura-giru muru ka kamar deui, sakumaha pituduh ti petugas hotel, ulah aya nu kakantun di kamar, kedah kosong saurna.
Uah uih 3 kali ti basement ka lantai 18 karaos pisan rada répot, padahal teu nganggo tangga darurat tapi kana lift canggih téa. Alhamdulillah teu aya barang-barang di kamar nu kakantun, diakut sapuratina, metet minuhan mobil éspas kameumeut.
Saatos réngsé sadayana, nepangan deui ka petugas hotel di resepsionis, nyanggakeun konci kamar sakantenan wawartos wiréhna kamar parantos kosong teu aya anu kakantun. Ayeuna tiasa kaluar hotél muru ka lembur nu énjing pagéto janten ibur.
3 dinten ti harita, pulisi nepangan ka bumi, naroskeun korsi, kasur, AC sareng tivi nu dicandak kamari. (AKW).
GARUT, akwnulis.com. Indung peuting maturan raga nu marojéngja, baluweng teu puguh rasa. Pakasaban teu bisa jadi alesan, urusan kulawarga ogé lain caturkeuneun. Kabéh ngaguluyur sakumaha ilaharna. “Tapi naha haté bet tagiwur teu puguh rasa?”
Ningali buku tabungan jeung sertifikat geus lumayan ngahunyud minuhan brankas, kitu deui mobil jeung motor pasesedek di garasi.
Jikan jeung budak kukurilingan mapay nagara-nagara sabudereun dunya, unggal usik laporan dina médsos séwang-séwangan. Sabulan katukang di wilayah asia, ayeuna keur anteng di dataran éropa. Tapi keukeuh ieu haté teu puguh rasa.
Tungtungna buru-buru balik ka lembur, sumujud ka indung bapa. Ménta panghampura ogé pituduh supaya haté jadi tingtrim jeung daria.
“Jang, wayahna ulah loba ngarahul, geus ayeuna mah gawé sing junun sanajan hirup ngontrak bari sagawé-gawé, sabar jeung tawakal”
“Sumuhun Ema, Nuhun” waleran dareuda, teras amit mundur muru kana motor bari teu hilap ngahurungkeun aplikasi, sugan waé aya nu order.
Ayeuna haté tenang da geuning hirup mah ukur pupulasan. (AKW).
CIMAHI, akwnulis.com. Pantesan dari tadi dicari-cari sepeda kesayangan kok nggak ada di belakang rumah, udah tanya sana sini, malah dijawab senyuman, kezeeel dech.
Jangan-jangan di depan rumah, berlarilah raga ke depan halaman yang berbatasan langsung dengan Jalan Pasantren Cimahi…. ternyata tidak ada, malah disambut deru kendaraan yang melintas, saling berebut mengejar harapan pagi masing-masing.
Dikala, hati semakin was-was, sebuah tepukan lembut di punggung kanan cukup mengagetkan, “Nggak usah galau, sepedamu sudah diabadikan, tuh disana” jari lentiknya menunjuk ke arah tengah rumah yang terdapat lekukan ruangan tempat dimana bercengkerama.
Secepat kilat berbalik badan dan menuju tempat yang ditunjuk, ternyataa…. sepeda kesayangan ada disana. berdiri tegak dengan penuh keanggunan dan menyatu menjadi ornamen penting dalam fragmen kehidupan.
***
Itulah sepenggal angan yang terbersit dikala melihat ornamen dindingnya adalah sebuah sepeda ontel tua yang menjadi saksi dalam roda kehidupan. Sekarang sudah tenang beristirahat di dinding putih tanpa khawatir di congklang eh di naiki oleh pemilik atau siapapun karena agak ribet klo musti nurunin dan naikin lagi ke dinding hehehe…
Ini adalah salah satu sudut ornamen yang ada di Cafe DISINIkopi. Salah satu cafe yang menyajikan menu kopi di area jalan pesantren Kota Cimahi. Jika sebelumnya mencoba kenikmatan suasana dan sajian kopi plus complemennya di RUMAH PINUS COFFEE, nah sekarang di cafe yang berbeda.
Photo : Es Americano / dokpri.
Untuk kopinya memang tidak ada manual brew pake V60 atau kalita juga aeropress, tetapi kopi hitamnya versi mesin saja yaitu : espresso, americano dan longblack. Ditambah dengan menu-menu makanan lainnya. Tempatnya cozy, enak buat nyantai dan juga sambil ngerjain tugas kuliah atau kerjaan…. yaa sebagai alternatif tempat kongkow sih lumayan… tapi buat pengopi kohitala, hanya bisa puas dengan americano saja.
Sebagai pelengkap tentu perlu ada sajian makanan pendamping, maka dihadirkanlah sebuah menu yang pasti disukai semua orang yaitu Indomie goreng sambel matah… awww menggoda… tapi khan ga boleh…. ya udah icip-icip dikit ajaaa… abiss weh.
Photo : indomie sambal matah / dokpri.
Pilihan kopinya adalah es americano alias es kopi tanpa gula….. segarnya rasa pahit dan dingin memberi ketenangan dan kenyamanan… aslinaaa….
Menu makanan lainnya tidak berani dicoba karena sebenernya semangatnya hanya pengen ngopay aja, jadi segelas es americano sudah cukup memenuhi dahaga kohitala kali ini. Selamat beraktifitas kawan, Wassalam(AKW).
BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah pengumuman yang menggelitik tertempel di tembok yang baru saja di cat. Sebuah tanda dilarang masuk yang bisa menyebabkan pembacanya terhenti sejenak, membaca dengan seksama.
Lalu termenung, baca lagi takut salah. Tulisannya tidak ada yang salah, tetapi kok ada yang kurang pas yach?….
Ya udah nggak apa-apa, mungkin sebuah niat sudah terlaksana. Sebuah tindak telah hadir untuk merespon sebuah issue yang sedang menghangat dan mengganggu stabilitas sehingga perlu hadir sebuah peringatan yang tegas.
Semoga peringatan ini efektif dan di mengerti oleh berbagai pihak.
“Iya om, aku mengerti,….Meooong”
Suara lembut di samping kaki kanan, membuyarkan lamunan. Senyuman lucu dari si kucing belang menyadarkan kenyataan, bahwa kemengertian adalah sebuah hal relatif…
“Tapi kenapa matamu memerah dan sedih?” sebuah tanya meluncur tanpa bisa ditahan.
“Biasa om, terkadang perubahan itu butuh pengorbanan… meoong” sebuah jawaban singkat hadir tanpa jeda.
Dilanjutkan gerakan badan menjauh sambil mengibaskan ekornya, menuruni tangga untuk menjalani takdirnya. Meninggalkan raga yang tertegun kehilangan kata, di pagi yang seharusnya ceria. Wassalam(AKW).
Catatan : Hanya coretan kata-kata minifiksi, karena inspirasi terkadang datang tanpa diskusi.
CIMAHI, akwnulis.com. Beredar di Kota Cimahi di sore hari bukan sebuah kesengajaan, tetapi perlu juga menemukan alternatif tempat kongkow baru dibandingkan harus berjibaku dengan kemacetan yang mendera di kala weekend di Bandung kota.
Sebuah tempat makan minum.. resto yang menyajikan menu lengkap daan…. didalamnya terdapat cafe coffee dengan berbagai pilihan metode pembuatan khususnya manual brew.
Tidak hanya dengan corong V60 tetapi juga terdapat kalita dan Origami…. lengkap bukan?… peralatan membuat kohitalanya kumpliit… apalagi untuk latte, capucinno, dopio.. alatnya sudah ready.
Photo : Parkiran & pintu masuk Rumah Pinus resto / dokpri.
Nah… nggak pake lama, langsung dech nongkrong depan barista. berbincang sambil sesekali tertawa, tak lupa memperhatikan tahapan prosesnya dengan seksama. Maka semakin faham bahwa menikmati kopi seduh manual bukan hanya hasil akhirnya saja, tetapi menikmati proses pembuatan dan keceriaan barista adalah juga faktor penting yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.
Namanya ‘Rumah Pinus Coffee‘ letaknya di dalam area Resto Rumah Pinus yang beralamat di Jl. Pasantren no 160 Cibabat, Cimahi Utara Kota Cimahi. Klo penasaran maka search aja di gugmap…… pokoknya klo udah deket jalan Pesantren cimahi ada tembok bertuliskan ‘Rumah Pinus’, tinggal masuk saja dan tersedia parkiran mobil dan motor yang cukup luas.
Masuk lagi ke dalam, maka tersaji suasana cozy rumput hijau dan ada kolam renang, meskipun hanya sebagai hiasan karena di pagar sekelilingnya. Nah di sebelah kirinya terdapat ‘Rumah Pinus Coffee‘ dan…. dikala didatangi ke dalam, Kang Yayan Barista beserta kawan-kawan menyambut dengan hangat dan penuh keceriaan.
Photo : Barista rumah pinus coffee beraksi / dokpri.
Jabat tangan dan bincang santai menjadi pembuka, dilanjutkan dengan pemilihan biji kopi yang tersedia, maka cerita proses manual brew segera mengalir,aneka kata tentang kopi dan prosesi penyeduhannya yang penuh dinamika, pilihannya tetap jatuh pada corong V60 meskipun Kalita dan Origami juga memang tersedia.
Inilah ulasan dari biji kopi yang bisa dinikmati… eh sudah dinikmati… makanya bisa ditulis disini hehehe, cekidot :
1. Biji Kopi Bone Arabica
Pilihan yang pertama ini langsung di proses oleh sang barista dengan berbagai celoteh tentang kopi dan prosesi manual brew yang miliki banyak dimensi. Panas air 85° celcius menjadi pilihannya, tetapi masalah gramasi itu rahasia, jadi tak bisa disebutkan perbandingan antara biji dan banyaknya air. Bagiku tidak masalah yang lebih penting adalah hasilnya yang bisa memuaskan dahaga kopi hari ini.
Photo : V60 Kopi Bone Arabica / dokpri.
Setelah berproses, maka hadirlah sajian kopi hasil manual brew di gelas kaca, siap dinikmati.
Srupuuut….. Woahhh rasanya.pas, nikmat. Panas airnya cocok dan gramasinya tepat sehingga menghadirkan sebuah rasa yang selaras dengan ekpektasi. Body-nya strong dan berkebalikan dengan acidity yang cenderung medium-less, aftertastenya yang seger nikmat, lebih cenderung ke jeruk orange dan selarik tamarind…. pokoknya enak euy.
2. Biji Kopi Garut Arabica
Pilihan sajian kedua adalah biji kopi dari papandayan garut. Tetap dengan gramasi rahasia, maka dengan deg-degan ditunggu gimana rasa hasilnya.
Ternyata, memang biji kopi jawa barat tetap luar biasa ditambah dengan keahlian racikan dari barista yang lihai, perpaduan lengkap sehingga terhidang segelas kopi harum dan aftertastenya selarik rasa buah nangka. Bodynya sih medium-medium saja.
Photo : 3 wadah biji kopi pilihan / dokpri.
Acidity yang strong, asemnya bikin ngangenin guys… oh ya, sang barista kali ini pake panas suhu airnya 90° celcius… Pas bangeed.
Dua sajian bikin segar dan penuh keceriaan… ternyata, kejutan datang di akhir.
3. Javanese Arabica Kerinci.
“Bang bentar, moo coba ini?” sebuah ajakan yang mengagetkan karena ternyata hadir setelah selesai bayar di kasir.
“Udah nggak usah, sayanya juga sudah bayar”
“Kalem bang, ini bonus, complemen, gratis dari kami”
Wah… mata berbinar wajah bersinar, apalagi yang disuruh nyobanya adalah javanesse dengan biji kopinya biji kopi kerinci.
Srupuut…. wuiiih nikmat segerrr…. dinginnnnya sajian kopi javanesse menyegarkan mulut dan menambah ketenangan hati. Sebelum pamit berpisah dan esok lusa janji kembali, sebuah persaudaraan kopi telah terjadi, disebuah tempat yang indah dan asri. Nuhun Kang Yayan dan kawan-kawan, juga keramahan Bapak owner yang kebetulan berbincang singkat di tempat ngopi ini.