Kampung Sampireun.

Menikmati keheningan di tengah suasana alami.

Photo : Suasana gerimis di dermaga Telaga / dokpri.

GARUT, akwnulis.com. Perjalanan dari Kota Garut menuju lokasi yang dijanjikan ternyata masih butuh perjuangan. 48 menit bergerak, baru bisa tiba ke tujuan. Dengan jarak 14 kilometer dari Kota Garut, sebetulnya bisa ditempuh dalam waktu 25 sd 30 menitan. Tetapi kondisi jalan yang pas untuk papasan dua mobil serta berkelok, sering menyebabkan terjadi persendatan dan harus berhenti untuk mempersilahkan kendaraan lain berpapasan lebih dulu. Secara keseluruhan jalan aksesnya sih oke, trus untuk yang baru pertama kali, jangan lupa pake google map ya guys…. soalnya banyak pertigaan-pertigaan yang akan dilewati.

Photo : Double espresso di Sampireun Resto / dokpri

Malah dikala hampir sampai, terdapat petunjuk ‘1 km lagi’… wahh semangat nich, bentar lagi nyampe… eh ternyata setelah berkelok-kelok, plang yang sama ada lagi…. ‘1 km lagi’… heuheuheu… tapi setelah itu memang 1 km ke depan kita akan tiba di lokasi Kampung Sampireun Resort yang terletak di Jl. Raya Samarang – Kamojang, Sukakarya Kec. Samarang Garut Jawa Barat, 44151.

“Ngapain kesitu?.. bulan madu yaaa?”

“Ahay kepo, sirik kamuuh!!!”

***

Apapun tujuannya yang pasti diawali niat yang baik. Akhirnya tertera petunjuk besar bahwa lokasi sudah didepan mata. Kendaraan segera belok kiri dan memasuki jalan berbatu dengan polesan semen agar pengendara nyaman melewatinya… yaa sekitar 700 meteran.

Photo : Restoran / dokpri.

Nyampe aja, sebuah resort yang menawarkan ketenangan, kenyamanan dengan suasana alami yang bikin rutinitas kehidupan seakan rehat sejenak. Menarik nafas kesegaran dan membebaskan indra penglihatan serta pendengaran untuk bersinergi dengan alam dan kehijauan. Ditambah telaga alami yang menjadi ikon resort ini semakin mengukuhkan persahabatan dengan alam dimana cottage-cottage yang ada, mayoritas menghadap telaga dan bisa langsung menikmati karena tersedia dermaga pribadi dan (by request) perahu-perahu kayu kecil untuk digunakan.

Menilik nama tempatnya yaitu ‘Kampung Sampireun Resort & Spa’, maka selain keindahan alam dan fasilitas hotel berbintang juga pelayanan spa yang berkelas.

Tapi penulis tidak suka spa dan message karena tidak suka dipijat, jikalau dipijat bukan relaksasi yang didapat malah nyareri awak (sakit badan), entahlah kenapa…. tapi itu adanya.

Photo : Rombongan ikan menyambut / dokpri.

Cottagenya berbagai macam kelas dan fasilitas, buat info lengkap tinggal cari aja via aplikasi… sekarang jamannya canggih. Harga dan rincian fasilitas plus photo suasana sangat mudah didapat dan berada di smartphone kita, dengan syarat ada kuota internetnya atau deket wifi yang kita tahu paswordnya.

“Trus kamu moo ngulas apaan kesituh?”

“Ih jangan sewot dulu, selalu ada sesuatu yang bisa diceritakan dari setiap objek. Banyak hal sederhana yang bisa kita syukuri dan tafakuri kawan”

“Ya sudah, tulisss!!!”

Photo : Dermaga Utama / dokpri.

Sebuah perintah yang bernada kekesalan. Kenapa harus sewot, selow aja. Menulis di blog ini mengalir saja, apa yang dirasa dan dilihat, dicoba untuk diceritakan. Ada juga yang tidak perlu karena informasinya mudah untuk diakses. Deal khan?

Setelah dari lobby, terasa perut keroncongan. Wahh… harus diisi nich. Ternyata ke restorannya harus menelusuri sisi telaga, ditemani gerimis hujan. Ya gimana lagi…..

Berjalan menelusuri sisi telaga, tidak lupa mengabadikan sisi dermaga yang membentuk lanskap sempurna. Setelah sisi telaga terlewati, beberapa anak tangga menyambut. Semangatt….

Photo : Cah Kangkung Sampireun / dokpri.

Tanpa banyak tanya, maka menu makanan dan minuman yang ada segera dipesan dengan catatan ‘jangan lama-lama’. Sajian sop buntut, cah kangkung dan double espresso plus segelas teh tawar panas telah menenangkan perut yang kelaparan ditemani gerimis serta suasana alami yang menenangkan.

Tuntas makan siang menjelang sore, maka bersiap memasuki cottage yang sudah ditentukan. Tapi sebelum masuk cottage, menyempatkan dulu mampir di kolam renang cottage ini.

Photo : Kolam renang Kampung Sampireun / dokpri.

Kolam renang kecil berbentuk persegi empat terletak di depan tempat spa & message. Suasana agak temaram ditambah ada pohon besar di samping kirinya dengan akar-akar menjuntai…. awwww…. besok aja ah pagi-pagi berenangnya.

Akhirnya perut kenyang dan badan lelah menjadi sebuah padu serasi untuk segera beristirahat di sore hari. Ditemani gerimis yang masih setia. Wassalam (AKW).

Cawene Coffee

Mendung menggelayut, nyeduh kopi bikin terhanyut.

Photo : Cawene Coffee siap dinikmati / dokpri.

CiMAHi, akwnulis.com. Pagi sedikit mendung disaat mentari malu-malu menampakkan diri, mungkin berlanjut hingga siang hari nanti. Cuaca menjadi nyaman jikala nanti mau berjalan-jalan di siang hari, tanpa khawatir sengatan panas yang mengganggu proses pengelupasan kulit muka, maklum lagi perawatan… awwww.

Enaknya ngapain yaaaa?”

Sebuah pertanyaan yang sangat penting, karena akan menentukan gerakan tubuh selanjutnya. Apakah akan melepas selimut hidup yang sedang membungkus raga ini?.. atau tetap bercengkerama dalam tatap dan kelembutan yang halalan toyyiban?… kembali aneka opsi menjadi pilihan.

Ternyata, diskusi adalah cara efektif untuk menyamakan frequensi, membangun kebersamaan persepsi yang akhirnya berusaha bersinergi. Keputusannya adalah melepas sementara selimut dan beringsut menuju ruang tengah untuk menikmati kenikmatan hidup lainnya meskipun sebagian orang menyebutkan sebagai kepahitgetiran.

Apa itu kawan?”

“Yaaa…. Ngopaay.. eh seduh kopiii!!!”

***

Siang ini yang menggoda selera untuk segera dieksekusi adalah sebuah mahakarya, artisan coffee dari Garut Jawa Barat.. pasti arabica bean dengan label CAWENE COFFFEE.

Tanpa perlu berlama kata, maka air panas disiapkan, kertas filter, corong V60, glass server, timbangan, dan tidak lupa… ya kopinya atuhhh… eh bubuk kasar kopinyaa… Cawene coffee.

Setelah corong V60 berlafis.. eh berlapis kertas filter sudah dibasahi air panas, maka prosesi perseduhan manual kopipun akan segera dimulai…..

3 sendok makan bubuk kopi arabica Cawene…. yaa sekitar 20gr Cawene sudah pasrah menunggu sentuhan air panas 92° celcius. Mengucur perlahan, memutar melawan arah jarum jam. Aroma harum menyeruak, serpihan biji diseduh air telah membebaskan aroma yang terpendam dalam biji kopi Cawene ini…. aslinya harum pisan.

Gelas server Dugio300 menampung tetesan kopi hasil filterisasi manual brew V60 di pagi yang mendung ini. Perlahan tapi pasti mendungnya siang berubah jadi ceria, semarak, seiring dengan prosesi manual brew yang memasuki titik akhir.

Photo : Kopi Cawene bersama corong V60 / dokpri.

Sambil menanti tetesan akhir kopi cawene berkumpul di gelas server, mencoba mencari makna Cawene. Ada yang mengartikan Cawene itu cawan dan berkaitan dengan Uga Wangsit Siliwangi yang terkait tentang satria piningit. Sementara dalam kamus bahasa sunda online (unverified) menyebutkan Cawene ini perawan, senada dengan sebuah pendapat yang menghubungkan dengan syair lagu sunda jaman jadul yang menyandingkan ‘bujang’ dengan ‘cawene’.

Apapun pengertiannya, penulis mah seneng aja kerana eh… karena bentar lagi moo nikmatin kopi cawene ini, hasil manual brew V60 olangan….

Kopi cawene yang diseduh ini dengan label Cawene coffee, artisan coffee & roastery. Process natural medium to dark. Diroasting tanggal 04.03.2019, ground coffee berbungkus hitam dengan berat 250gr. Arabica premium, Garut origin west java indonesia. PIRT 5103205011019-23

Harga free karena ada yang ngasih, hatur nuhun Pak Haji 🙏🙏….

Jeng jreeeng…. sajian kopi sudah siaaap.

Cuuur….. dituangkan ke gelas kaca mini kesayangan…

Sruputt.. kumur dikitt… hmmmm

Woaaah…. nikmaatnyooo. Aromanya harum banget, bodynya mantaabs, bold euy.. tebal berisi… dipadu oleh aciditynya yang juga medium high… bikin sensasi ‘ninggal’-nya semakin kentara. Taste yang menyeruak adalah tajamnya rasa fruitty, khususnya lemon dan sedikit jeruk nipis plus tamarind… juga kayaknya muncul rasa berry….

Over all, mantabs nikmat.. tapi untuk pemula mungkin belum pas. Karena akan terkaget dengan body dan aciditynya yang seolah mencengkeram lidah memahitkan mulut.

Buat penikmat kopi hitam, ini recomended.

Srupuut…. nikmaat. Happy wikend guys. Wassalam (AKW).

****

Bulan Madu – fbs

Maksadna mah hoyong ngabagjakeun Jikan.

Photo : Parahu di talaga sampireun (mung ilustrasi) / dokpri.

GARUT, akwnulis.com. Ba’da magrib, pagawé hotél nyampeur. Jang Yana jeung jikan dianteur kaluar kamar, mapay lobby hotel, bras kaluar muru tétécéan, kaciri dihandap aya paparahuan tina rakit caraang ku lampu jeung lilin.

“Akang, meuni répot-répot kieu, isin ah”

“Teu kedah isin geulis, ieu téh kanyaah Akang, ayeuna urang parantos sah laki rabi, hayu!”

Tuang wengi di tengah talaga, calik paduduaan dina korsi luhureun rakit, mayunan rupi-rupi tuangeun, romantis.

Karék gé saséndok ngahuapkeun kaviar jeung tiram gold, karasa ngurel, beungeut pias. Kitu ogé Nyi Ratna, biwirna mimiti bareuh tuluy karasa ateul saawak-awak, teu pira ngadahar roti selé kacang, geuning alergi.

Duaan pakupis, Nyi Ratna gégétrét, Jang Yana borolo utah. Reungit jeung bangbung napuk da kapancing caangna lilin di tengah talaga.

Pagawé hotél nu nempokeun ti darmaga, rikat nulungan. Nyusul ka tengah talaga jeung babaturanna.

Peuting harita dibawa ka rumah sakit. Geuning kieu hasil tina diner romantis bulan madu téh. Moal poho saumur-umur. (AKW)

***

*)fbs : fiksimini basa sunda, sebuah genre tulisan fiksi singkat dengan maksimal 150 kata menggunakan bahasa sunda.

Tulisan ini hanya fiksi, photo yang disajikan sebagai ilustrasi saja.

Menentukan Pilihan.

Gampang tapi susah atau susah tapi gampang?

Photo : Blue bunaken tea / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Dikala senja berganti malam, maka pekat gelap menyergap keadaan. Semburat keremangan mengisi relung-relung kegundahan yang terus memuncak seiring waktu menapaki pertengahan malam.

Disitulah pilihan-pilihan akan muncul, karena hidup ini sangat jelas, memilih atau memilih.

“Jadi kamu milih yang mana?”

“Ih belum dibahas pilihan apa dan siapa, udah riweuh milih yang mana, mikir atuuh”

“Iya bener, ini ngobrolin apa seeh?”

Sepenggal percakapan yang mengerucut dalam membahas pilihan. Padahal hidup itu sudah jelas pilihannya. Bicara keyakinan tentu agama menjadi pegangan, dalam islam pilihannya juga sederhana.

Mau masuk surga atau masuk neraka?”

Wadduh berattt….. ini mah sudah bicara ranah keyakinan. Tapi dibahas tidak dibahas, ya… itulah pilihan kehidupan.

Sekarang yuk kita bahas pilihan yang praktis aja. “Mau pilih yang merah atau yang biru?”

“Halahh.. apalagi itu?… jangan bermain politik-politik ah, tatuut”

“Lha siapa yang ngebahas politik, ini mah masalah warna dan selanjutnya bisa dinikmati”

Sebelum ada jawaban, segera tangan beraksi menuangkan teko kaca ke gelas mini, currr….

Segera cairan ungu bening menarik perhatian semesta. “Apa itu?”

Tunggu dulu kawan, nich satu lagi” tangan menggenggam satu teko kaca lagi dan segera memenuhi gelas kaca satu lagi.

“Wuihhh yang ini mah merah, kereeen.. apa seeh?”

“Tenang dulu kawan, ini yang namanya pilihan. Keduanya menarik dan bikin penasaran, dari sisi rasa pasti ada perbedaan begitupun khasiatnya”

Photo : Wedang Uwuh / dokpri.

Semesta terdiam sambil menggenggam harapan yang meronta ingin segera menikmati si merah dan si biru.

Inilah artisan tea versi Cafe G&B. Menyajikan 4 varian tetapi dari sisi warna, inilah dua sajian yang tidak terlewat untuk menjadi pilihan. Benefit lain selain sebagai minuman sehat, juga bisa versi nongki cantik bin irit.

Kebayang khan, pesen artisan tea doang, trus dapet extra 3x refill…. bisa santai disini (ari teu isin mah).
Irit tapi kembung karena lambung penuh air teh hehehehe..

Teh yang berwarna biru diberi nama ‘blue bunaken tea’ dan yang menghasilkan cairan merah adalah ‘wedang uwih eh uwuh...’ dengan bahan-bahan tradisional yang menyehatkan.

Photo : Vegan spring roll / dokpri.

Itulah pilihan yang menyenangkan. Tapi supaya tidak terjadi perpecahan dan pertikaian 2 kubu karena hanya ada 2 pilihan maka ditambah pilihan ketiga yaitu vegan spring roll alias lumpia vegan. Isi dari vegan spring roll ini adalah Jamur, tahu, bihun, selada, acar wortel, mentimun dan pilihan saus krim kacang atau lemon… segerr deh rasanya.

Alhamdulillah setelah ada pilihan alternatif ini, terasa lebih adem. Meskipun tetep perut kembung karena musti habis 2 teko teh plus 3x refill dan sepiring lumpia vegan… yummy. Wassalam (AKW).

Swimming Pool Crown Hotel Bandung

Berenang di lantai 5, seggeer

Photo : Suasana kolam renang Crown Hotel Bdg / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Tagline yang disusun yakni ‘Ngopay dan Ngojay’… yang terjemahan bebasnya adalah ‘minum kopi dan berenang’… ternyata sejalan dengan aktifitas yang dijalani.

Ngojay (artinya berenang ; bahasa sunda) bukan berarti harus ikutan berenang saja. Tetapi pada tahapan awal adalah informasi keberadaan kolam renangnya itu sendiri yang menjadi penting.

Jemari penulis sedang menari diatas virtual keyboar smartphone sambil memandang kolam renang di lantai 5 Crown Hotel Bandung.

Photo : Papan info kolam renang / dokpri.

Sebuah kolam renang yang berbentuk persegi empat dengan pengaturan kedalaman yang menarik. Ditengah adalah kolam renang dewasa dengan kedalaman 1,2 meter sementara disamping kanan-kiri dan depan melingkupi kolam renang dangkal untuk anak-anak sehingga seolah menyatu serta menjadi luas.

Shower outdoor tersedia ataupun ruang bilas tertutup. Pemandangannya indah, bisa melihat lanskap Kota Bandung.

Photo : Resto di dekat kolam renang / dokpri

Di dekat penulis adalah resto yang menghadap kolam renang dengan penataan kursi dan meja yang cukup menarik, bisa menjadi pilihan bersantai dengan keluarga.

Photo : Kids area lt 5 / dokpri.

Oh ya tambahannya juga terdapat kids area, anak-anak dijamin betah. Mainan-mainan premium dan prosotan tersedia disini. Ini semua adalah fasilitas untuk yang menginap di hotel ini, tetapi jikalau ada yang tertarik berenang disini bisa langsung hubungi resepsionis hotel. Biasanya dibuat paket dengan brunch (breakfast & lunch, alias aktivitas sarapan dan makan siang disatukan dalam satu waktu… tentunya jangan makmak mekmek… tapi bertahap hehehehe) dengan harga 200Rb/pak.

Photo : “Disini berenangnya yaaa” / dokpri.

Suasana kolam renang di saat weekend cukup ramai seiring banyaknya penginap di hotel ini. Weekday bisa menjadi pilihan karena pengunjung kolam renang ini relatif terbatas.

Tinggal klik lantai 5 di lift, keluar dari lift sudah terlihat resto dan kolam renangnya. Gituuu…. go go go ngojaaay… eh berenang. Wassalam (AKW).

Salad Curhat

Makan salad sambil curhat, nikmat.

Photo : Thai Beef Salad – Serasa SB / dokpri

BANDUNG, akwnulis.com. Dikala link tulisan blogku ini beredar menjelajahi dimensi pribadi via direct message whatsapps ataupun bisa diakses di halaman FBku. Maka mungkin saja persepsi terbentuk, mengkristal akhirnya menjadi sebuah konklusi bahwa gambaran diri ini seperti ini.

Maafkan jika ada yang tidak berkenan, jikalau sarapan paginya terganggu oleh direct message ataupun broadcast tentang tulisan-tulisan ini.

Yang pasti silahkan berpersepsi, menyusun prasangka dan menggamitkan reka sifat serta arah kehidupan yang sedang dijalani. Mumpung berprasangka itu masih free, belum berbayar.

Seperti postingan tentang makanan yang senantiasa menampilkan salad baik sayuran atau buah, bukan berarti diriku lagi diet mati-matian untuk mencapai berat ideal… tapi memang suka, dan…… bisa mengontrol berat badan yang semakin mendekati titik ‘the quintal’.

Atau minum kopi dan nyeduh kopi dimana-mana dengan syarat tanpa gula. Tidak usah disimpulkan bahwa diriku lagi sakit sehinggga hindari gula… penulis insyaalloh sehat wal afiat (cuman gemukan dikiit)….. atau memang gaya hidup sehat tanpa gula…

Tetapi memang ada hal yang lebih prinsip… yaitu diriku sudah merasa manis, jadi ngapain tambah gula lagi?…..

hehehehehe….. kabuuuur.

***

Cara yang paling simpel, buka link yang penulis kirim. Lihat, baca dan nikmati. Jikalau sempat memberi bintang atau komentar, insyaalloh segera di balas 1×24 jam sesuai dengan slogan yang tertera di pos hansip.

Photo : Caesar Salad / dokpri.

Jikalau tidak sempat membacanya, ya gpp juga. Itu khan pilihan. Maafkan kepada saudara-saudaraku pembaca blog ‘akwnulis’ ini jikalau postingannya membosankan, meng-salad-kan atau meng-kopi-kan, tapi itulah salah satu tema utama yang diusung. Maka sekali lagi… maafkan.. plis.. plis.. plis.

Catatan terpenting, tulisan ini bukan Hoax…. “are you agree?”

……….

Nah sebagai tema lain, ada tema ngojay (renang) dan yang tadi, per-salad-an. Yuk kita makan dulu Caesar Salad dan Thai Beef Saladnya Serasa Salad Bar….

“Lho kok ada 2 menu?….
Emang bisa dihabiskan sendiri?”

Sebuah pertanyaan yang wajar, tapi tenang saja, diriku nggak se-serakah itu. Ada saatnya nraktir teman, berbincang sambil kunyah-kunyah sayuran segar…. nikmaat.

Rasa segar sayuran dipadupadankan dengan irisan buah nanas, lalu toppingnya ada daging ayam asap untuk caesar salad dan daging sapi untuk thai beef salad menghasilkan paduan rasa nikmat meskipun bagi yang belum biasa bisa terjadi kebingungan rasa di mulut. Tapi itu tidak lama, selanjutnya biasa kok.

Terakhir, penulis masih makan karbohidrat seperti nasi dan kawan-kawannya. Tapi memang dalam porsi terbatas dan hanya 1x saja pada salah satu waktu makan. Antara makan siang dan malam, cuman nggak diposting… lha wong photo nasi ya gitu-gitu ajaa.

Itu saja curcol pagi ini, selamat beraktifitas dan menggapai mimpi masing-masing di hari ini dan esok lusa, Wassalam (AKW).

Sono Gogog – fbs*)

Carita basa harita.

PUNCAK, akwnulis.com. Nincak minggu katilu, kasono jeung hayang paamprok jonghok beuki pabeulit dina uteuk, teu kiat. Panon anu cureuleuk, awal sampulur bari rok beureum pungsat, matak teu bisa ngarénghap. Pinareup nyeungseung kitu ogé parabot calik.

Hanjakal loba pisan nu harayangeun ogé, sabab anjeun béréhan tur tara itungan. Langki nyebat rupiah tapi tetep soméah. Mung biasa, diahirna mah ditutup ku étangan dollar singapur.

Teu burung aya takdir kudu panggih deui, sabab kabeneran kudu tugas ka beulah dinya. Saged bébérés haté bungah, beungeut marahmay teu matak wegah.

“Bapak sing salamet tugas di luar kotana” jikan peupeujeuh. “Sumuhun Mah”

Anjog ka tempat tugas, Si manéhna geus aya. Camperego bari ngelél. Teu loba carita, dolar singapur dikeupeul. Wel kana sungutna. Belewek, séréngéh. Huntu ranggéténgna salin jinis jadi lambey anu geulis.

Duaan pakaléng-kaleng, bujur ngageboy, ngagogog piligenti moro peuting nu rungsing. (AKW).

***

*) fbs : fiksimini basa sunda, sebuah genre penulisan cerita fiksi berbahasa sunda dengan maksimal penulisan 150 kata. Cerita sangat singkat tetapi memiliki satu cerita utuh.

Kopi Cirkunsum

Beredar di 3 wilayah dan dapat 3 kopi.

Photo : kopi tahu / dokpri

CIMAHI, akwnulis.com. Nulis tentang kopi memang membuat inspirasi tidak pernah berhenti. Meskipun bukan kopi dalam arti sebuah sajian kopi, tetapi tetap unsur kopinya menjadi bagian utama dalam drama kehidupan ini.

Minggu lalu, perjalanan raga ini beredar di wilayah Ciayumajakuning.. eh minus indramayu tapi ditambah sumedang. Berarti ke wilayah Cirkunsum… ah kamu mah bikin singkatan seenaknya banget.

“Lha… knapa ada yang sewot?”

Sebuah singkatan bertujuan mempermudah mengucapkan serta membuat menempel di memori lebih lekat. Meskipun terkesan lebay. Contohnya : GoimJekisam (Goreng Ikan Mas Jeruk Sunkist sambel)… itu khan seena’e dhewe… tapi khan jadi unik. Bener nggak?

Lupakan dulu singkatan-singkatan, sekarang kita bahas perjalanan ke wilayah Cirkunsum.

Pertama, Kopi Tahu (Tofu coffee)
Nah apa itu?… nggak usah pake mikir, ini hanya sajian kopi hitam tanpa gula ditemani tahu sumedang sepiring lengkap dengan cabe rawit (cengek) yang digoreng sebentar. Rasanya nikmat, sruput kopi, am tahu sumedang yang masih hangat dan empuk… nikmaat.

Mana lontongnya?….” Demi alasan pencitraan, maka lontongnya tidak tersaji pada gambar hehehehehe. Sajian ini hadir di daerah Ujungjaya Kabupaten Sumedang.

Photo : Kopi buah / dokpri.

Kedua, Kopi Buah (fruit coffee)
Kalau ini tersaji di daerah Beber Kabupaten Cirebon. Kopinya tetap kopi hitam tanpa gula, yaa kopi kapal api juga nggak apa-apa. Lagian sebagai tamu nggak sopan dong kalau minta pribumi nyiapin kopinya manual brew dengan metode V60 dan beannya arabica wine.

Nggak lucu atuh.

Maka cara terbaik adalah nikmati dan syukuri, terus buat kombinasi, photo dan jangan lupa bikin singkatan. Ini namanya Kopi Burusak (ramBUtan jeRuk SAlaK)…. kerasa khan maksanya?…. tapi jikalau ada komplen, saya terima. Tinggal edit dikit dan berubah, khan ini blog pribadi… lagian daripada share berita hoax mendingan bikun tulisan di blog pribadi dan… share. Bener nggak?

Photo : Kopi Luwak lieuk / dokpri.

Ketiga adalah Kopi Luwak lieuk (coffee alone).
Apa itu?…
Kopi ini tersaji di Wilayah Kuningan. Kopi luwak sachet… di klaimnya kopi luwak asli. Ya gpp… sruput aja. Urusan kualitas rasa.. ya pasti beda dengan hasil metode manual brew yang bersih tanpa ampas. Nah untuk namanya ‘Luwak lieuk‘ itu merujuk ke bahasa sunda ‘Luak lieuk’ atau culang cileung… eh masih sundanesse… artinya nengok kanan kiri dan ke segala arah karena merasa sendirian.

Naah… kopi luwak ini merasa sendirian karena tidak ditemani sajian lainnya hehehehehe.

Begitulah muhibah kopi ke 3 kabupaten di Jawa barat ini.

“Jadi kamu jalan-jalan itu cuman buat nulis kopi?”

Jawabannya jelas : BUKAN. Saya beredar dan berjalan-jalan ini karena tugas pekerjaan yang harus dikerjakan seiring peralihan tugas yang baru. Nah tulisan kopi ini sebagai bumbu penyemangat bahwa ada sisi lain perjalanan dinas yang bisa di eksplorasi.

Jalani, rasakan, tulis, dan nikmati…. secara keseluruhan.. jangan lupa Menikmati.

Dont forget, my blog principle is Simple Story With Simple Language (SSWSL). Wassalam (AKW).

Sarapan Goim-Jekisam

Mencoba sarapan dengan jenis makanan yang berkualitas, tapi kok rasanya asing?

Photo : Sajian Sarapan Goim-Jekisam/ dokri.

PURWAKARTA, akwnulis. Pagi meninggi dan mentari berseri. Ada kewajiban diri yang tak bisa dihindari. Apa itu?… makan pagi.
“Hahaha, kirain boker.. eh buang air besar”

“Ah kamu mah mikirnya itu aja, dasar obok!”

Makan pagi alias sarapan, sangat dianjurkan. Mayoritas gaya hidup dan gaya diet mensyaratkan sarapan alias makan pagi.

Ingat yaa…. makan pagi.. sarapan.. makan pagi!!!

“Bukan makan nasi?”

“Bukannn… tapi makan pagi”

“Ah nggak kenyang makan pagi mah, aku tetep makan nasi”

“Ih ngeyel kamu, cubiit geura”

***

Sarapan pagi tidak harus nasi, atau aneka karbohidrat saja. Bisa lontong, bubur, leupeut, kupat, hucap, bacang, lemper, tangtang angin, buras, jagung, kentang, talas, ubi, singkong…. trus golongan gorengan seperti bala-bala, gehu, rarawuan, comro, misro, karoket, lumpia, dan gorengan lainnyaaa…. eh semuanya karbo ya????

Iyaaaa….. 🙂 🙂 🙂

Ada juga yang sarapan dengan minum kopi doang dan rokok, atau gorengan dengan rokok, atau buah-buahan, atau dengan sereal dan banyak pilihan lain.

Tapi kembali ada hal yang hakiki dimana sarapan ini menjadi seni mensyukuri. Sebuah momen yang harus dipahami sebagai bagian penting kasih sayang Allah SWT. Karena mungkin saja, saudara kita dibelahan dunia lain atau mungkin tetangga kita masih kesulitan untuk mendapatkan sarapan di hari ini.

Eh ada juga yang tidak sarapan dengan yang disebutkan tadi, tetapi cukup teguk setetes madu dan 2 sendok teh cairan virgin coconut oil (vco), ini aliran diet ketofastosis (klo nggak salah).

Klo yang sarapan buah-buahan itu biasanya aliran diet food combining, atau memang penyuka buah yang sudah konsisten istiqomah.

Tetapi rasa bosan itu terkadang menghinggapi, sehingga perlu variasi dan inovasi dalam sarapan di pagi hari.

Menu diawal tulisan ini mencoba mewakili. Alhamdulliah rasanya jadi aneh dan menantang. Padahal dipilih potongan jeruk yang berkualitas, goreng ikan mas yang menggugah selera serta sambel dadak yang begitu menggiurkan.

“Tapi kok rasanya aneh dan asing?”

Akhirnya disadari bahwa menggabungkan sesuatu yang menurut kita enak dan baik belum tentu berujung baik manakala komposisinya tidak tepat. Kecuali emang nekat, ya monggo tanggung reskio eh resiko sendiri.

Nama sajian ini GoimJekisam (Goreng Ikan Mas Jeruk Sunkist Sambel). Rasanya campur-campur, manis asin hanyir pedas heu heu heu…..

“Berani?… silahkan cobaa!!”

Photo : Secangkir kopi luwak ala-ala / dokpri.

Tidak lupa secangkir kopi luwak ala-ala dengan metode seduh biasa, disajikan menjadi teman sarapan pagi ini.

Selamat sarapan dan makan pagi setiap pagi kawan, jangan sarapan yang macam-macam juga jangan macam-macam dengan sarapan. Wassalam (AKW).

Kolam Renang Hotel Borobudur – Jakarta

Birunya air bisa mendamaikan panasnya Ibukota, tapiii…..

Photo : Kolam renang Hotel Borobudur / dokpri.

JAKARTA, akwnulis.com. Sebuah harapan terkadang hanya angan yang tak bisa membumi dengan kenyataan. Begitupun dengan kejadian hari ini.

Luas kolam renang biru membentang, airnya jernih mengajak untuk bercengkerama dalam kesegaran. Dengan ukuran olimpic alias panjang 50 meter dan lebarnya 25 meter (standar ukuran federasi renang internasional), kedalaman kolam minimum 1,35 meter hingga 6 meter dihitung dari dinding kolam.

Nah disini, di kolam renang Hotel Borobudur Jakarta, kedalaman kolam renangnya dimulai dari 1,4 meter, 1,5 meter, 1,6 meter dan terakhir paling ujung timur kolam kedalamannya 3,8 meter.

Photo : Kolam renang anak / dokpri.

Di arah kanan barat tersedia juga kolam renang anak kecil dengan ukuran bujur sangkar 10 × 10 meter tapi ada lekukan tajam (kayaknya), soalnya nggak bawa meteran, trus pas nyoba diukur pake jengkalan tangan… keburu pegel heuheuheu, trus mas mas safeguardnya ngeliatin terus. Mungkin dalam hatinya dia berkata, “Orang ini kenapa ya?, kayaknya baru ke kolam renang”

Maka di otak segera disusun rencana, kapan bisa nyebur disini. Bukan untuk berenang di kedalaman 3,8 meter tetapi cukup bercengkerama di pinggir kolam sambil menikmati pemandangan.

“Lho kok gitu, kamu mau berenang atau cuman liat yang berenang?… atau jangan-jangan kamu nggak bisa berenang?”

Photo : Salah satu private garden Hotel Borobudur / dokpri.

Pertanyaan bertubi-tubi menohok diri, menyudutkan harapan yang semakin menyempit.

Pertanyaan itu tidak untuk dijawab. Hadirku disini bukan untuk bercengkerama dengan segarnya air kolam renang ukuran olimpic ini saja tapi banyak hal penting yang harus dikerjakan.

“Apaan tuh?”
“Sttttt.. rahasia” perlahan berbisik sambil menempelkan jari telunjuk di jidat…. eh di bibir.

***

Oh ya, kolam renang disini full fasilitas. Handuk jelas ada, shower buat mandi dan berbilas tersedia. Bilas di luar juga tersedia di dekat kolam renang anak… atau buat anak2 kali ya?

Trus safeguard ada, kursi bersantainya banyak lengkap dengan payung peneduh. Suasana sekitarnya asri dan taman yang luas. Bisa jogging berkeliling area taman, atau bermain tennis lapangan, tinggal milih karena jumlah lapangan tenisnya banyaak.

Photo : Melihat kolam renang dari atasnya / dokpri.

Oh ya lupa, air kolam renangnya dingin. Klo kepengen air hangat ya ada jacuzzi tapi berbeda lokasi dengan kolam renang. Musti jalan dulu melewati pinggir lapang tennis.

Pokoknya lengkap deh, cuman syaratnya memang musti nginep di hotel ini.

“Woooy… ngapain nongkrong disitu?”
Gelegar suara bos memecahkan konsentrasi. Tanpa jawaban dari mulut yang ternganga, sebuah anggukan lemah mewakilinya.
Untung aja belum copot copot dan pake bikini… eh celana renang.

“Selamat tinggal kolam renang, moo meeting dulu yaaa”

“Iyaa” Kolam renang menjawab sambil mengibaskan riak air membiru, menenangkan hati mungkin bisa bersua lain kali dan menambah semangat untuk bersiap kembali menapaki perjalanan diri hari ini. Wassalam (AKW).